PANGKALAN BUN. Warga Kabupaten Pangkalan Bun enggan mengkonsumsi ikan laut karena dianggap menjadi penyebab jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan tidak dalam kondisi utuh.
"Ya gimana ya, sementara ini tidak makan ikan laut saja. Jatuhnya pesawat AirAsia kan di laut. Berita di media kan banyak jenazah yang ditemukan tidak dalam keadaan utuh. Mengganggu pikiran saja kalau mengkonsumsi ikan laut," kata Abi, salah satu warga Pangkalan Bun, Sabtu (10/1).
Hal senada diungkapkan Dewi. Warga Kabupaten Lamandau ini juga mengaku enggan memakan ikan laut, sekalipun makanan kesenangannya udang dan kerang.
"Sementara ini makan ikan nila atau ikan mas saja," katanya saat makan di rumah makan yang ada di Pasar Indasari.
Mardiyah, salah satu pedagang ikan di Pasar Indasari Pangkalan Bun pun mengaku belakangan ini warga lebih memilih membeli ikan air tawar ketimbang ikan dari laut, Sabtu (10/1).
“Sekalipun harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan ikan laut, warga lebih memilih membeli ikan air tawar ataupun daging,” kata Mardiyah.
Hal itupun membuat ikan laut di pasar Indasari dan pasar tradisional lain mengalami kekosongan. “Pedagang belum berani menjual banyak ikan laut, khawatir tidak laku," tambahnya.
Ibu satu anak itu mengaku itu adalah untuk pertama kali warga Pangkalan Bun enggan mengkonsumsi ikan laut. Namun dia tidak menyalahkan siapapun dan menganggap jatuhnya pesawat AirAsia di sekitar laut Pangkalan Bun sebagai bencana yang bukan disengaja.
Meskipun perlu waktu lama, namun ia yakin warga Pangkalan Bun akan kembali mengkonsumsi ikan laut. “Rezeki itu kan sudah ada yang atur," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News