Wilmar Dampingi 1.500 Petani Swadaya di Siak, Riau, Uuntuk Meraih Sertifikasi ISPO

Rabu, 13 Maret 2024 | 13:00 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Wilmar Dampingi 1.500 Petani Swadaya di Siak, Riau, Uuntuk Meraih Sertifikasi ISPO

Wilmar Mendampingi 1.500 Petani Swadaya di Siak, Riau, dalam Meraih Sertifikasi ISPO


KELAPA SAWIT -  JAKARTA. Wilmar, salah satu perusahaan kelapa sawit terkemuka melakukan pendampingan terhadap 1.500 petani swadaya dari lima koperasi kelapa sawit di Siak, Riau, untuk memperoleh sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Upaya ini dilakukan melalui pendekatan jurisdiksi Siak Hijau, sebuah kolaborasi multi-stakeholder yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Siak. Kolaborasi ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Kabupaten Siak yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Salah satu fokus utama dari kolaborasi ini adalah pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis kelapa sawit dengan memperhatikan keberlanjutan, khususnya bagi petani swadaya.

Kolaborasi ini menjadi dukungan swasta terhadap kebijakan lansekap Siak Hijau, yang bertujuan memperkuat koordinasi dan sinergi program.

Baca Juga: Wilmar Beri Pendampingan Terhadap 1.741 Petani Sawit Swadaya di Jambi

Menurut Head Sustainability Wilmar Indonesia, Pujuh Kurniawan, pihaknya telah mendampingi 1.500 petani swadaya yang mengelola kebun sekitar 2.500 hektare (ha). Mereka tergabung dalam lima koperasi petani swadaya. 

Dari jumlah itu, dua diantaranya telah mengantongi sertifikasi ISPO sejak 2019. Pada awal tahun ini, dua koperasi lainnya sedang dalam proses penyelesaian sertifikasi, dan satu koperasi sedang proses persiapan. 

“Program ini dijalankan bersama PT Permodalan Siak (PERSI), dinas perkebunan, dan dinas lain yang terkait,” kata Pujuh dalam Workshop Sinergi Siak Hijau: Kolaborasi Stakeholder untuk mendukung Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Lanskap Siak Hijau pekan lalu.

Selain di Siak, Wilmar juga melaksanakan pemberdayaan petani swadaya di beberapa propinsi, yaitu Jambi, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. 

Kolaborasi ini merupakan model bagi pengelolaan kebun kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia, menurut Sudarsono Soedomo, Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kolaborasi ini menjadi sarana sinergi bagi para stakeholder dalam meningkatkan kemampuan meraih sertifikasi keberlanjutan, terutama bagi petani swadaya.

Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Masih Fokus Garap Pasar Domestik

Dalam konteks ini, Rismansyah Danasaputra, Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Stategis Berkelanjutan (FP2SB), menyoroti bahwa meskipun petani menyumbang 40% dari total produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit nasional, mereka masih menghadapi banyak keterbatasan dalam meraih sertifikasi. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dari semua pihak untuk membantu meningkatkan kemampuan mereka.

Perkebunan kelapa sawit menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi di Siak, dengan luasnya mencapai 328,8 ribu hektar. Dari luas tersebut, sekitar 208.075 hektar dikelola oleh petani swadaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru