JAKARTA. Kondisi ekonomi Jakarta pada sepanjang 2014 memburuk. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Basuki T Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta saat menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban APBD DKI Jakarta, bisa dilihat dari beberapa aspek.
Pertama, tingkat pertumbuhan ekonomi. Sepanjang tahun 2014 kemarin pertumbuhan ekonomi Jakarta hanya mampu mencapai 5,95%. Pertumbuhan ekonomi tersebut turun jika dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai 6,11%.
Kedua, dari sisi inflasi. Selama tahun 2014 kemarin laju inflasi juga mencapai 8,95%. Laju inflasi tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2013 yang hanya mencapai 8%.
Sedangkan ketiga didasarkan pada jumlah penduduk miskin. Ahok mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya sampai dengan September 2014 kemarin jumlah penduduk miskin mencapai 412,7 ribu orang atau mencapai 4,09% dari total masyatakat Jakarta. Jumlah penduduk miskin tersebut meningkat jika dibandingkan pada tahun 2013 kemarin yang hanya mencapai 371,7 ribu orang.
Ahok mengatakan, mundurnya ekonomi Jakarta tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Khusus untuk pertumbuhan ekonomi misalnya, Ahok mengatakan, kondisi tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi global yang saat ini masih lesu.
"Ekonomi global yang masih dalam proses pemulihan sebabkan eskpor produk Jakarta melambat," kata Ahok Senin (6/4).
Sementara itu, untuk inflasi dan meningkatnya angka pengangguran, Ahok mengatakan, kondisi tersebut disebabkan oleh kebijakan kenaikan harga BBM dan tarif listrik yang dilakukan oleh pemerintah pusat pada akhir tahun lalu. "Itu telah memicu kenaikan harga barang di seluruh sektor ekonomi, itu mendorong inflasi dan berakibat pada kenaikan angka garis kemiskinan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News