GUNUNG - JAKARTA. Kini ada 3 Gunung berapi di Indonesia berstatus gunung berapi level III atau Siaga. Pasca erupsi Gunung Marapi, beberapa gunung api berikut memiliki catatan peningkatan aktivitas.
Gunung Marapi, yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, kembali erupsi pada Minggu, 3 Desember 2023. Erupsi ini terjadi sekitar pukul 14.50 WIB dan menyebabkan hujan abu di sejumlah daerah di sekitar gunung.
Menurut pengamatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Marapi ini menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 3.000 meter. Abu vulkanik ini menyebar ke arah barat laut, barat, dan selatan.
Hujan abu akibat erupsi Gunung Marapi ini menyebabkan gangguan transportasi dan aktivitas warga di sejumlah daerah di sekitar gunung. Sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang sempat tertunda karena jarak pandang yang menurun akibat hujan abu.
Baca Juga: Daftar 6 Gunung Api Bawah Laut Indonesia, Masih Aktif atau Tidak?
Selain itu, hujan abu juga menyebabkan gangguan aktivitas warga di sejumlah daerah di sekitar Gunung Marapi, seperti di Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, dan Kota Payakumbuh. Warga di daerah-daerah tersebut diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Mengutip dari Magma Kementerian ESDM, status Gunung Marapi kini sudah turun di level II atau Waspada. Masyarakat dihimbau berhati-hati saat terjadi aktivitas kegempaan.
Sementara, status gunung berapi di Indonesia level III atau Siaga tersebar di pulau Jawa, Nusa Tenggara, hingga Selat Sunda.
Dilansir dari lamaan Kementerian ESDM, level III merupakan status gunung berapi. Level III atau Siaga menurut Kementerian ESDM diartikan sebagai peningkatan nyata lewat aktivitas gunung berapi tersebut.
Per 4 Desember 2023, tidak ada gunung berapi di Indonesia yang dinyatkan level IV atau Awas. Sementara, status gunung berapi level I atau Normal masih tersebar pada 47 gunung api di Indonesia.
Baca Juga: Gunung Marapi di Sumatera Barat Meletus, Warga Dilarang Mendekat pada Radius 3 Km
Berikut 3 gunung yang memiliki status gunung berapi level III atau Siaga per 4 Desember 2023.
1. Gunung Merapi
Pada Senin 4 Desember 2023, status gunung berapi dari Gunung Merapi berada di level III atau siaga. Pihak Kementerian ESDM menyarankan agar tidak melakukan kegiatan di sekitar Sungai Boyong hingga jarak maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan batas maksimal sejauh 7 km.
Pada bagian tenggara, terdapat Sungai Woro dengan jarak maksimal 3 km dan Sungai Gendol dengan jarak maksimal 5 km. Selain itu, bila terjadi letusan eksplosif, material vulkanik yang terlempar dapat mencapai radius 3 km dari puncak gunung.
Saat ini, potensi bahaya yang dapat muncul terkait dengan guguran lava dan awan panas terutama berada di sektor selatan-barat daya. Kementerian ESDM juga merekomendasikan untuk menghentikan aktivitas penambangan di aliran sungai sebelum status gunung berapi menurun.
Baca Juga: 47 Pendaki Terdampak Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat
2. Gunung Anak Krakatau
Laporan dari laman Magma Kementerian ESDM, status gunung berapi dari Gunung Anak Krakatau juga masuk dalam level III atau status Siaga.
Aktivitas aman untuk masyarakat di sekitar Gunung Anak Krakatau berada pada radius lebih dari 3 kilometer saja.
Wisatawan juga dihimbau untuk melakukan aktivitas dengan radius lebih dari 5 kilometer dari puncak Gunung Anak Krakatau.
Sementara rekmondasi lain, Magma Kementerian ESDM menghimbau untuk menjauh dari wilayah hulu sungai karena potensi lahar dingin.
3. Gunung Semeru
Selain Gunung Merapi dan Gunung Anak Krakatau, ada gunung lain di wilayah Jawa Timur dalam status siaga atau level III.
Gunung Semeru, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, berada dalam status Level III atau Siaga. Status ini mengindikasikan bahwa terdapat potensi aktivitas gunung yang meningkat, sehingga diperlukan kewaspadaan tinggi dari masyarakat dan pendaki.
PVMBG menghimbau masyarakat menghindari kegiatan di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, mencakup jarak 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (batas sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi bahaya dari ekspansi awan panas dan aliran lahar yang dapat mencapai jarak 17 km dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas gunung ini dapat mencakup erupsi yang dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, otoritas setempat dan instansi terkait telah mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan keselamatan penduduk dan pendaki dengan membatasi akses ke area tertentu.
Untuk memudahkan pemantauan status gunung berapi di Indonesia, unduh aplikasi MAGMA Indonesia milik Kementerian ESDM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News