BANDUNG. Lebih dari 300 perusahaan di Bandung Raya membuang limbahnya ke sungai Citarum. Jika ditambah dengan daerah lain, maka jumlah perusahaan yang mencemari Citarum lebih banyak.
Ke-300 perusahaan tersebut akan menjadi fokus Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Citarum Bestari. Samsat ini nantinya akan melakukan pendekatan kepada perusahaan-perusahaan, termasuk 300 lebih perusahaan di Bandung Raya tersebut.
“Samsat Citarum Bestari sengaja dibentuk untuk mempercepat implementasi gerakan Citarum bersih, indah, sehat, dan lestari (Bestari),” ujar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Bandung, Senin (3/10).
Samsat ini terdiri dari unsur Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pemerintah kabupaten/kota terkait, Kodam III/Siliwangi, Polda Jawa Barat, Kejaksaan Tinggi, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Gubernur yang biasa disapa Aher ini mengatakan, Samsat ini akan segera menangani persoalan lingkungan di Citarum. Cara yang dilakukan lebih ke pendekatan persuasif dengan mengedepankan penyelesaian.
Samsat ini, sambung Aher, diberikan kewenangan sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Seperti merumuskan segala permasalahan yang dialami perusahan sehingga mengakibatkan rusaknya sungai Citarum dan mencari solusinya.
“Samsat ini akan mengundang satu per satu perusahaan lalu disuruh memaparkan pengelolaan limbahnya, rencana ke depannya, dan melihat pelanggarannya dari dekat. Nantinya, kita akan berikan masukan dan solusi bagi perusahaan,” tuturnya.
Selain itu, Samsat ini akan memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan kepada perusahaan-perusahaan agar terhindar dari oknum yang melakukan pungutan liar (pungli) dengan janji akan melindungi mereka jika membuang limbah sembarangan.
Untuk itu, Samsat Citarum Bestari akan meminta komitmen perusahaan agar mengelola limbahnya dengan baik.
“Samsat nanti tugasnya memberikan advokasi kepada mereka (perusahaan-perusahaan), menjamin rasa aman mereka, menjamin kepastian hukum mereka. Tapi dengan catatan mereka harus mengolah limbah dengan baik,” terang Aher.
Aher mengklaim, hingga kini program Citarum Bestari memberikan hasil yang signifikan terhadap kondisi lingkungan di bantaran sungai Citarum. Sampah-sampah sudah berkurang walaupun masih sulit untuk mengubah perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah atau limbah rumah tangganya ke Citarum.
“Secara kasat mata saya melihat ada perubahan yang signifikan. Meskipun tentu perilaku masyarakat belum berubah penuh ya. Tapi tidak sedahsyat semula,” pungkasnya. (Reni Susanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News