BANTUL. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat seluas 700 hektare lahan pertanian di daerah itu terendam banjir setelah diguyur hujan seharian pada Sabtu (24/9).
"Ketinggian genangan air di lahan pertanian rata-rata 35 sampai 40 centimeter, namun untuk sekarang ini sudah surut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Pulung Haryadi disela meninjau lahan terendam banjir di Bantul, Senin (26/9).
Menurut dia, lahan pertanian di Bantul yang terendam banjir tersebut hampir seluruhnya terdapat di wilayah Kecamatan Bambanglipuro karena memang kondisi geografisnya yang rendah dan terdapat banyak saluran irigasi.
Ia mengatakan lahan pertanian di Bambanglipuro yang terendam banjir itu antara lain lahan jagung seluas 165 hektare, kedelai seluas 201 hektare, kacang tanah seluas 326 hektare, dan lahan cabai 17 hektare.
"Ini data lahan tergenang air sementara yang bisa pantau. Namun menurut kami tanaman masih bisa diselamatkan. Jadi, kalau nanti dalam satu dua hari ini tidak hujan, saya yakin selamat," katanya.
Meski demikian, kata dia, petani tetap harus mengantisipasi kemungkinan terburuk agar tidak mengalami gagal panen, misalnya kacang tanah yang sempat terendam buahnya diupayakan bagaimana caranya supaya tetap kering.
"Ada beberapa langkah yang kami sarankan, pertama kaitannya dengan kacang tanah harus ada perlakuan khusus. Sementara untuk tanaman cabai itu ditegakkan supaya airnya hilang," katanya.
Apalagi, menurut dia, berdasarkan prediksi cuaca dari Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, intensitas hujan yang melanda daerah Yogyakarta dalam beberapa hari ke depan masih tinggi, karena sudah memasuki musim hujan.
"Kalau hujan terus bisa ada tambahan, misalya di wilayah Kretek, Srandakan, dan Sanden. Sebenarnya dulu kami pernah menyarankan petani membuat gundukan-gundukan agar bisa bermanfaat saat hujan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News