DENPASAR. Dari hasil survei Bank Indonesia (BI), diketahui sekitar 90% transaksi pada sektor perhotelan, art shop, dan toko handycraft di Bali menggunakan mata uang asing yakni dollar Amerika Serikat (AS).
Penggunaan mata uang asing di wilayah Indonesia ini, tentu saja akan membawa dampak negatif bagi perekonomian Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Bali, Dewi Setyowati kepada Tribun Bali mengatakan, sejauh pengamatan pihaknya transaksi menggunakan mata uang dolar Amerika hanya untuk memudahkan transaksi terutama, dengan wisatawan asing.
Dikatakannya, penggunaan transaksi menggunakan mata uang rupiah akan berpengaruh pada kekuatan nilai tukarnya sehingga dapat menekan permintaan mata uang asing khususnya dollar AS.
Untuk memelihara stabilitas nilai rupiah, serta menindaklanjuti fenomena tersebut, Bank Indonesia telah bekerja sama dengan Polda Bali untuk melakukan pengawasan penggunaan uang rupiah di wilayah Bali.
"Penindakan menjadi tugas kepolisian, kita hanya mensosialisasikan," kata Dewi disela-sela acara sosialisasi kewajiban penggunaan uang rupiah dan perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran di Kantor Bank Indonesia Wilayah Bali, Kamis (5/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News