IKN Nusantara

Ada 10 Titik Rawan Banjir di IKN, Otorita Siapkan Teknologi Canggih untuk Pencegahan

Senin, 10 Maret 2025 | 19:22 WIB Sumber: Kompas.com
Ada 10 Titik Rawan Banjir di IKN, Otorita Siapkan Teknologi Canggih untuk Pencegahan

ILUSTRASI. Ibu Kota Nusantara (IKN) dirancang sebagai kota modern dan berkelanjutan, namun potensi banjir tetap menjadi perhatian utama.


IKN NUSANTARA - NUSANTARA. Ibu Kota Nusantara (IKN) dirancang sebagai kota modern dan berkelanjutan, namun potensi banjir tetap menjadi perhatian utama.

Oleh karena itu, Otorita IKN telah menyiapkan berbagai upaya untuk mencegah dan menangani risiko banjir di wilayahnya.

Juru Bicara Kepala Otorita IKN Titik Rawan Banjir di IKN Troy Pantouw menuturkan, terdapat 10 titik rawan banjir di IKN, berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2020-2024.

Beberapa desa yang memiliki potensi banjir tinggi, adalah Desa Teluk Dalam, Bukit Raya, Sungai Seluang, Muara Jawa Ulu, dan Samboja Kuala di Kecamatan Samboja dan Muara Jawa.

Baca Juga: Proyek IKN Berlanjut, Masuk PSN di Era Pemerintahan Prabowo

Kemudian Desa Bumi Harapan, Kelurahan Mentawir, Desa Suka Raja, Wonosari, dan Tengin Baru di Kecamatan Sepaku.

"Potensi banjir ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti belum optimalnya tata ruang, curah hujan tinggi, kenaikan muka air laut, dan pembukaan lahan di hulu sungai," ujar Troy kepada Kompas.com, Senin (10/3/2025).

Teknologi Canggih

Troy memastikan, Otorita IKN terus berupaya melakukan pencegahan banjir secara holistik, meliputi penyediaan rekomendasi kebijakan multisektor melalui Dokumen Kajian Risiko Bencana, dan evaluasi kondisi eksisting area rawan banjir berdasarkan tata ruang IKN.

Kemudian pemantauan tutupan lahan di hulu sungai, pembangunan bangunan pengendali banjir, rehabilitasi lahan dengan tanaman berdaya serap air tinggi, dan embangunan sistem pemantauan banjir berbasis teknologi.

Upaya selanjutnya adalah pengawasan aktivitas ilegal yang berpotensi menimbulkan banjir, dan relokasi masyarakat di area rawan banjir.

Selain itu, upaya pengendalian banjir dan ketersediaan air baku dilakukan melalui penerapan konsep Zero Delta Q dan Water Sensitive Urban Development (WSUD).

Terkait pengembangan IKN dengan konsep smart forest city, Otorita juga telah mengimplementasikan Smart Water Management System (SWMS), dan pengembangan sistem pemantauan berbasis sensor Automatic Water Level Recorder (AWLR).

Baca Juga: IKN Masuk PSN di Pemerintahan Prabowo

Untuk mendeteksi titik rawan banjir, digunakan teknologi seperti Early Warning System (EWS) dan Automatic Water Level Recorder (AWLR).

"Kami juga melakukan pemetaan aliran sungai dan analisis topografi dengan teknologi GIS, serta menjalin kerja sama dengan BMKG untuk prediksi curah hujan," ujar Troy.

Dia menambahkan, seluruh teknologi yang diterapkan ini telah terintegrasi dengan Integrated Command and Control Center (ICCC) sejak akhir 2024.

"Hal ini memungkinkan pemantauan dan respons yang lebih cepat terhadap potensi banjir," tuntas Troy.

Dengan berbagai upaya ini, Otorita IKN berkomitmen untuk meminimalkan risiko banjir dan memastikan keamanan serta kenyamanan warga di IKN.

Selanjutnya: Penyanyi Korea Selatan Wheesung Ditemukan Meninggal di Rumahnya

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo
Survei KG Media
Terbaru