Jakarta. Banjir seolah memiliki jadwal kunjungan rutin di wilayah Jabodetabek, khususnya ibukota Jakarta.
Masih segar dalam ingatan, periode Februari hingga Maret tahun lalu banjir kembali datang ke Jakarta bahkan ikut menyambangi istana Presiden di kawasan Medan Merdeka Barat.
Bagaimana dengan tahun ini?
Mengacu pada data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov DKI, per 16 Februari 2016, sudah terjadi 14 kejadian banjir yang terjadi di Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
Bandingkan dengan Februari tahun lalu ketika hanya terjadi 8 kejadian banjir tersebar di berbagai wilayah kota Jakarta.
Karena bulan Februari belum selesai, maka masih sangat mungkin angka ini terus bertambah.
Sedangkan untuk bulan Januari, terjadi penurunan kejadian banjir cukup signifikan, dari 28 kejadian tahun lalu menjadi 10 kejadian tahun ini.
Pihak Pemprov DKI mengaku sudah bekerja keras dalam mengantisipasi kedatangan banjir tahun ini.
Teguh Hendrawan, Kepala Dinas Tata Air DKI, mengklaim, hingga pertengahan Februari 2016, wilayah yang terendam banjir jauh menurun dari periode yang sama tahun lalu.
"Selain menurun titik banjirnya, lokasi seperti Kampung Pulo saat ini air lebih cepat surut. Biasanya butuh 16-24 jam, sekarang kurang dari 9 jam," ujarnya kepada KONTAN.
Berkaca pada kejadian tahun lalu, salah satu problem utama yang menyebabkan Jakarta kebanjiran cukup parah adalah tidak berfungsinya pompa air.
Kini dari 451 pompa air, hanya 21 unit yang rusak.
"Jumlahnya yang rusak relatif kecil dari total pompa yang ada," ujarnya. Pihaknya juga masih terus memperbaiki sisa pompa air yang belum berfungsi.
Namun begitu, Jakarta tetap harus waspada, mengingat prediksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa banjir dengan skala besar bisa terjadi mulai minggu ketiga Februari hingga awal Maret.
"Itu skenario terburuk dan kita harus tetap waspada," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News