AEKI: Kopi spesialiti Jateng belum sesuai standar

Jumat, 18 September 2015 | 13:03 WIB
AEKI: Kopi spesialiti Jateng belum sesuai standar


Sumber: Antara  | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah menyatakan kopi spesialiti asal Jawa Tengah belum sesuai standar. Salah satunya karena kadar air yang terlalu tinggi.

"Setiap hari banyak sekali sampel kopi spesialiti yang masuk kepada kami, tetapi kebanyakan kadar airnya tidak sesuai standar," kata Ketua AEKI Jateng, Moelyono Susilo di Semarang, Jumat (18/9).

Menurut dia, kadar air yang ditentukan pada standar kopi spesialiti yaitu 12%, sedangkan yang masih banyak ditemui kadar airnya mencapai 14%-15%.

Oleh karena itu, edukasi harus terus dilakukan kepada para petani mulai dari pemilihan lahan hingga pengolahan pascapanen.

"Kopi spesialiti ini hanya bisa dihasilkan oleh beberapa varietas tertentu, yang terjadi di kalangan petani adalah mereka mencampur beberapa varietas di lahan yang sama. Padahal itu tidak boleh," katanya.

Selain itu, mengenai pengolahan pascapanen, untuk mencapai jumlah tertentu ada sebagian petani tidak bisa hanya mengandalkan hasil panen mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka mencampur dengan hasil panen dari petani lain yang tentunya berasal dari ladang yang berbeda.

Mengenai kondisi tersebut, Moelyono berharap ada standarisasi pasti yang diberikan oleh pemerintah kepada para petani kopi di Indonesia.

"Yang banyak terjadi adalah para petani ini hanya memperhatikan keuntungan saja. Harga kopi spesialiti kan memang lebih mahal dibandingkan kopi biasa, tetapi dampaknya mereka menjadi kurang memperhatikan standar," katanya.

Permasalahan lain adalah sebagian petani kurang memperhatikan proses pemeliharaan tanaman dari tahun ke tahun, sehingga konsistensi mereka dalam menghasilkan kopi spesialiti masih kurang.

"Jika kondisi ini tidak segera dibenahi, bukan tidak mungkin kejadian kopi spesialiti ini akan seperti kopi luwak. Dulu kopi luwak harganya mahal, tetapi karena pengolahan kopi luwak banyak yang tidak sesuai standar, akhirnya harga langsung anjlok," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru