JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkritik kinerja direksi Bank DKI yang menyebabkan bank itu berpotensi rugi hingga Rp 1 triliun. Ahok pun mengancam akan mengganti direksi dan komisaris bank itu.
"Saya sudah ingatkan dua tahun lalu. Kami kan mau fokus di UMKM, PKL, ada yang rumah susun, tapi kelihatannya direksinya enggak lakukan itu. Lambat sekali," ujar Ahok di Istana Kepresidenan, Selasa (26/5).
Ahok mengaku sudah bersabar selama 2,5 tahun ini. Namun, kredit macet atau non-performing loan (NPL) makin membengkak. "Saya kira DKI bisa rugi sampai Rp 1 triliun," ucap dia.
Untuk itu, Ahok mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta akan segera mengambil langkah untuk menyelematkan Bank DKI. "Kami harus suntik modal dan evaluasi direksi serta komisaris," kata dia.
Suntikan dana akan diberikan kepada Bank DKI sebesar Rp 7 triliun yang didapat dari hasil efisiensi sejumlah program dalam APBD-P DKI Jakarta tahun 2015 yang dianggap Ahok tak masuk akal.
"Saya mau crop aja, jadi pembangunan yang enggak masuk akal DED-lah, konsultan segala macam itu, rehab-rehab enggak bener, bangun GOR enggak bener, saya mau tarik saja, suntik ke Bank DKI," ucap Ahok.
Selain itu, Ahok juga meminta kerelaan para bankir papan atas untuk bisa turun membantu Bank DKI. Pasalnya, selama ini bank-bank daerah dipandang sebelah mata oleh mereka sehingga para bankir top itu lebih memilih bergabung dengan bank nasional. Ahok ingin membuktikan bahwa Bank DKI akan bisa bangkit dengan suntikan modal besar tahun ini. Dia berharap suntikan modal ini bisa menarik minat para bankir. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News