Peristiwa

Ancaman Gelombang Tinggi di Selat Bali Selama Nataru, Menhub Minta Kapal Laik Laut

Senin, 29 Desember 2025 | 18:23 WIB
Ancaman Gelombang Tinggi di Selat Bali Selama Nataru, Menhub Minta Kapal Laik Laut

ILUSTRASI. Setelah arus mudik Natal terlewati, masih ada dua momentum besar yang perlu diantisipasi: perayaan tahun baru dan arus balik liburan (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)


Sumber: Kompas.com  | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menekankan aspek keselamatan pelayaran, khususnya kelaikan kapal, dalam layanan penyeberangan Selat Bali, mengingat ancaman angin kencang dan gelombang tinggi selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Senin (29/12/2024), Dudy meninjau kesiapan layanan penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.

Peninjauan ini bertujuan memastikan kesiapan instansi terkait dalam menghadapi lonjakan penumpang dan risiko cuaca ekstrem.

"Kami hadir di sini untuk melihat bagaimana kesiapan dari seluruh stakeholder yang berkaitan dengan penyelenggaraan angkutan Nataru 2025–2026," ujar Dudy kepada awak media di Pelabuhan Gilimanuk.

Baca Juga: Inflasi Desember 2025 Dipicu Nataru dan Harga Pangan, Plus Program MBG

Menurutnya, kesiapan mencakup operasional layanan dan koordinasi lintas instansi, termasuk Basarnas, TNI, Polri, otoritas pelabuhan, dan operator kapal.

Antisipasi Momentum Akhir Tahun

Dudy mengingatkan bahwa setelah arus mudik Natal terlewati, masih ada dua momentum besar yang perlu diantisipasi: perayaan tahun baru dan arus balik liburan.

"Kita masih punya dua event lagi, yaitu tahun baru dan arus balik. Ini yang harus kita antisipasi dengan sangat serius," katanya. 

Dalam konteks keselamatan pelayaran, Dudy menyoroti pentingnya memastikan seluruh kapal yang beroperasi dalam kondisi laik laut.

"Saya mengimbau kepada teman-teman di sini untuk senantiasa waspada dan memastikan semua kapal yang digunakan dalam penyeberangan benar-benar laik laut," pintanya.

Ia juga menekankan agar seluruh pihak memperhatikan hal-hal teknis sekecil apa pun yang berpotensi membahayakan keselamatan.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Transaksi Belanja Nataru 2025/2026 Capai Rp 110 Triliun

"Hal-hal kecil harus diperhatikan. Kita harus berkolaborasi supaya masyarakat terlayani dengan baik dan yang paling penting, kita mampu mengantisipasi hal-hal yang tidak kita harapkan," ujarnya.

Terkait kondisi cuaca, Menhub menilai penyampaian informasi yang akurat dan berkelanjutan kepada masyarakat adalah kunci keselamatan perjalanan.

Mengingat cuaca yang kerap berubah dan berpotensi ekstrem di Selat Bali, masyarakat diminta merencanakan perjalanan dengan matang.

"Cuaca belakangan ini memang kurang bersahabat. Ini harus diantisipasi dengan terus menyampaikan informasi cuaca kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa merencanakan perjalanan dengan baik," kata Dudy.

Selanjutnya: PT PP (PTPP) Gencar Divestasi Aset Sepanjang 2025, Begini Prospeknya pada 2026

Menarik Dibaca: Kenali Growth Mindset Biar Kualitas Hidup Meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru