PANGKALPINANG. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit mengembangkan industri hilir. Tujuannya, mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
"Kami berharap pengusaha mengembangkan industri hilir komoditas sawit, untuk menjaga stabilitas harga tandan segar sawit petani," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kepulauan Babel, Budiman Ginting di Pangkalpinang, Senin (18/4).
Sekadar mengingatkan, pemerintah akan menghentikan sementara pemberian izin (moratorium) lahan sawit. Pengembangan industri hilir juga akan menolong kenaikan hasil jual dari petani.
Dalam catatan Budiman, ada 15 unit pabrik kelapa sawit yang bermitra dengan petani dengan produksi 797,89 ton per jam. Namun, mereka belum mengembangkan industri hilir komoditas ekspor tersebut.
Padahal, jumlah kebun sawit terus naik signifikan. Luas kebun sawit Kepulauan Babel milik petani saat ini tercatat 61.505 hektare, dan perusahaan seluas 141.393 hektare.
"Saat ini pabrik sawit ini belum mengembangkan industri hilir dengan optimal, sehingga keberadaan pabrik ini belum mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah dan masyarakat," ujarnya.
Seiring dengan lesunya harga komoditas, animo petani mengembangkan perkebunan sawit merosot. Penurunan harga Tandan Buah Segar menyebabkan hasil penjualan tak sebanding lagi dengan biaya perawatan sawit yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
