BALI - JAKARTA. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas dan data pemantauan multi-parametrik Gunung Agung yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), maka per tanggal 10 Februari 2018 pukul 09.00 WITA status aktivitas Gunung Agung diturunkan dari AWAS (Level IV) menjadi SIAGA (Level III).
"Kami merekomendasikan untuk menurunkan Status Gunung Agung dari AWAS menjadi SIAGA, dan zona perkiraan bahaya yang sebelumnya 6 km menjadi radius 4 km (dari kawah puncak Gunung Agung)," terang Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam siaran pers pada Sabtu (10/2).
Dengan diturunkannya status aktivitas ini, Jonan mengungkapkan, seluruh warga yang mengungsi dapat segera pulang ke kampung halamannya masing-masing. "Aktivitas masyarakat juga turisme di Bali sudah dinyatakan aman dan tidak ada gangguan (karena) aktivitas Gunung pada saat ini," lanjutnya
Sementara itu, Kepala BNPB mengungkapkan tugasnya saat ini adalah bagaimana mengatur persiapan yang akan dilakukan sebelum pengungsi kembali ke kampung masing-masing.
"BNPB dengan BPBD Provinsi dan Kabupaten me-manage bagaimana saudara-saudara yang masih mengungsi kembali ke kampung halamannya masing. Tentunya sebelum kembali ke sana, kami akan mengadakan persiapan-persiapan, mungkin ada rumah yang rusak, lalu infrastruktur yang harus diperbaiki segera kami pulihkan semuanya itu," ungkap Willem.
Biarpun begitu, Kepala PVMBG Badan Geologi Kasbani mengungkapkan data pemantauan multi-parameter saat ini masih mengindikasikan aktivitas Gunung Agung belum stabil. Selain itu juga masih ada potensi erupsi dengan skala eksplosivitas rendah.
Masyarakat dan pendaki/pengunjung/wisatawan pun dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam Zona Perkiraan Bahaya. Masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Agung juga dihimbau untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya aliran lahar hujan.
Berikut disampaikan data pemantauan multi-parameter PVMBG:
Dalam kurun 1 bulan terakhir, frekuensi kejadian erupsi mengalami penurunan, erupsi terakhir terjadi pada 24 Januari 2018 (17 hari yang lalu). Ketinggian maksimum kolom erupsi dalam satu bulan terakhir adalah 2500 meter di atas puncak yaitu pada 19 Januari 2018 (22 hari yang lalu).
Volume kubah lava di permukaan kawah tidak mengalami perubahan berarti yaitu sekitar 20 juta meter kubik.
Jumlah kegempaan secara umum dalam kurun 1 bulan terakhir mengalami penurunan. Kegempaan vulkanik sesekali mengalami peningkatan namun jumlahnya belum signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pergerakan magma masih terjadi dengan intensitas rendah.
Pengukuran GPS menunjukkan pola relatif stagnan, sementara itu pengukuran tiltmeter menunjukkan pola inflasi (penggembungan) dengan laju rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa akumulasi tekanan masih terjadi namun belum signifikan.
Pengukuran gas menunjukkan bahwa aktivitas magmatik masih berlangsung. Rasio gas vulkanik CO2/SO2 yang merefleksikan intensitas aktivitas magmatik menunjukkan trend relatif menurun jika dibandingkan dengan periode November 2017.
Citra satelit termal menunjukkan adanya penurunan temperatur di permukaan kubah lava. Hal ini dapat mengindikasikan berkurangnya laju aliran magma ke permukaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News