INDUSTRI AIR MINUM - JAKARTA. Anak perusahaan Moya Indonesia Holding, PT Air Bersih Jakarta (ABJ) menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan delapan lembaga perbankan dan institusi keuangan sebesar Rp 8,87 triliun untuk tahap pertama.
Pendanaan sebesar Rp 8,87 triliun tersebut bakal digunakan sebagai modal pengerjaan proyek Penyediaan Air Minum (SPAM) di Provinsi DKI Jakarta.
CEO Moya Indonesia Holding Mohamad Selim menyatakan dalam sambutannya, penandatanganan fasilitas kredit sindikasi antara PT ABJ dan tujuh konsorsium ini merupakan awal dari milestone proyek SPAM DKI Jakarta.
Baca Juga: Presiden Diharap Terus Lindungi Industri AMDK dari Persaingan Tidak Sehat
Dia menerangkan, pada tahap pertama pengerjaan akan dibangun sepanjang 2.500 kilometer (km) sambungan perpipaan dan sebanyak 350.000 sambungan baru untuk rumah di ibukota, yang targetnya akan rampung pada tahun depan.
Proyek SPAM Hilir DKI Jakarta ini merupakan proyek jangka panjang lima tahunan sampai tahun 2030. Setelah tahap pertama rampung, pembangunan bakal dilanjutkan dengan total kucuran investasi sebesar Rp 26 triliun.
PT ABJ menargetkan, pada tahun 2030 mendatang akan ada 1.095 juta rumah di DKI Jakarta yang tersambung oleh perpipaan.
"Kalau tidak ada halangan berarti di bulan April kami akan memulai pekerjaan ini," ungkap Selim, dalam Acara Penandatanganan Perjanjian Fasilitas Kredit PT Air Bersih Jakarta dan tujuh lembaga perbankan dan institusi keuangan, di Auditorium Kementerian PUPR di Jakarta pada Senin (20/2).
Adapun, PT ABJ bertugas hanya untuk membangun infrastruktur air bersih untuk masyarakat DKI Jakarta saja, sementara operasionalnya tetap dilakukan PAM Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bawah Pemprov DKI Jakarta.
Sementara itu, Direktur Utama PT Air Bersih Jakarta Lafrik Bano Rangkuty menjelaskan bahwa pada April mendatang pihaknya sudah bisa memulai proyek pembangunan di SPAM Jatiluhur hilir dan SPAM Buaran tiga.
"Penyelesaiannya berbeda beda, ada dua tahun ada lima tahun, termasuk pembangunan jaringan," ujarnya.
Baca Juga: Proyek SPAM Durolis Menghabiskan Anggaran Rp 396,6 Miliar
Dalam kesempatan yang sama, Menteri PUPR Basuki Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan, proyek SPAM DKI Jakarta ini merupakan jalan keluar bagi DKI Jakarta untuk menyelesaikan persoalan penurunan permukaan tanah sebesar 16 cm-18 cm setiap tahunnya.
"Pemerintah DKI Jakarta maupun Pemerintahan Pusat tidak bisa apa-apa dan tidak bisa melarang (masyarakat DKI Jakarta untuk berhenti menggunakan air tanah), kecuali sudah bisa mensuplai air bersih ini kepada rakyat Jakarta," jelasnya.
Sekedar informasi, penandatanganan ini dilakukan oleh PT Air Bersih Jakarta (ABJ) bersama dengan Bank Central Asia (BCA), OCBC Bank, OCBC NISP, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), KB Bukopin dan China Construction Bank atau CCB Indonesia, Serta satu institusi keuangan yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News