MERAUKE. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua mengajak masyarakat asli Papua, Indonesia yang tinggal di perbatasan RI - Papua Nugini (PNG) untuk menabung.
"Mama-mama yang kami data di Distrik Sota perbatasan itu ada 12 orang dan ada juga mama-mama dari beberapa kampung di kawasan perbatasan yang biasanya datang jual ikan di Sota, kita ajak menabung," kata Kepala Cabang Bank Papua Merauke Petrus Mote, di Merauke, Jumat (27/1).
Sebelum menabung, menurut Petrus Mote, pihaknya memberikan pendampingan serta bantuan uang untuk mendorong pengembangan usaha mereka.
"Mama-mama yang biasa menjual pernak-pernik buatan PNG ini kita bantu agar mereka bisa belanjakan pernak-pernik dari PNG dan dijual di Indonesia. Di Sota ini cukup baik dan ramai karena warga PNG banyak datang berkebun di sini sekaligus belanja," katanya.
Ia menjelaskan bahwa sebelum mendapat pendampingan untuk menabung di bank, mama - mama biasa menabung di kios dan pola pikir itu menyebabkan usaha mama - mama tidak berlanjut.
"Kalau di sini, mama - mama menabung di kios kemudian dia tinggal ambil barang dari kios tersebut. Pola ini kita mulai kikis perlahan - lahan karena tidak gampang memang," katanya.
Selain di perbatasan RI- PNG, kata dia lagi, Bank Papua juga membentuk kelompok usaha binaan yang beranggotakan 10 -15 orang per kelompok di sekitar pusat ibu kota Merauke.
"Kelompok ini kami bina mereka untuk menabung, setiap sore kita pergi bawa uang dari mereka sepuluh ribu. Kadang mereka berikan lima belas ribu untuk ditabung, bahkan ada yang sampai lima puluh ribu untuk ditabung," katanya.
Ia menambahkan bahwa Bank Papua juga mengajarkan cara meminjam uang dari bank.
"Pertama kita kasi pinjaman hanya Rp 1 juta atau Rp 2 juta, tetapi sekarang kita tambah lagi menjadi Rp 6 juta dan tidak masalah karena mereka ini sudah kami dampingi," ujarnya.
Dari laporan keuangan perusahaan, sampai September 2016, Bank Papua tercatat mengelola simpanan masyarakat Rp 21 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News