INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Memiliki jargon pariwisata Seven Wonderful, Banten terus tancap gas untuk semakin mengembangkan potensi wisata.
Agar promosi semakin optimal, Dinas Provinsi Banten menghelat rapat jejaring penguatan wisata Banten awal pekan ini. Pemprov Banten juga mengundang sejumlah stakeholder seperti Generasi Pariwisata (GenPI) Banten, Mahasiswa Pariwisata Sahid Jakarta, sampai dinas pariwisata daerah untuk mendapat jurus-jurus baru untuk mengembangkan potensi wisata.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti menilai, Banten memiliki potensi budaya dan religi melimpah. Banten memiliki atraksi budaya seperti jalan Seba Suku Baduy, sampai salah satu aksi pertunjukan seni bela diri melegenda, debus Banten.
Di samping itu, Banten ramai dengan destinasi religi seperti Masjid Agung Banten, makam bersejarah Syekh Tubagus Ahmad dan Makan Kiai Caringin. Terlebih, Banten sendiri sudah memiliki kawasan industri pariwisata mandiri atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Tanjung Lesung untuk memutar perekonomian dari sektor pariwisata.
"Banten harus memiliki parameter untuk mengukur keberhasilan Banten menjaring wisatawan. Tanpa paramater mustahil bisa membuat ukuran. Karena wisata itu merupakan pertumbuhan. Bisnis itu perlu inovasi untuk terus bertahan, termasuk bisnis pariwisata,” ucap Esthy dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (22/12).
Parameter tersebut terdiri dari lima aspek, yaitu jumlah wisatawan, durasi berwisata, pendapatan, rating objek wisata, dan jumlah objek wisata. Kalau melihat data kunjungan jumlah wisatawan, Banten memiliki potensi untuk berkembang. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) selama libur Lebaran lalu, jumlah kunjungan ke Banten mencapai 62.000 orang.
"Melihat jumlah ini, Banten harus bisa menyumbang 10% dari total kunjungan turis dari target kunjungan 20 juta wisatawan,” papar Esthy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News