PENGELOLAAN DANA SAWIT - Presiden Jokowi direncanakan akan meresmikan program peremajaan kebun kelapa sawit milik petani di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatra Selatan. Sekitar 4.600 hektare akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada pertengahan September 2017.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noordin mengatakan, kepastian peresmian tersebut didapat setelah terbitnya peraturan menteri keuangan (PMK) terkait pembiayaan untuk replanting sawit melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) sawit.
"Kami sudah disetujui program replanting kelapa sawit oleh Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit yang sudah disetujui 4.600 hektare. Dana dari BPDP KS sudah disetujui oleh Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian dan akan diluncurkan oleh Presiden RI," ujar Dodi Reza di Jakarta, Kamis (24/8).
Dodi juga menyebut nantinya program ini melibatkan banyak petani rakyat. Dana yang akan didapatkan petani nantinya Rp 25 juta per hektare. Namun syaratnya petani harus memberi kontribusi Rp 25 juta lagi agar dana bisa cair.
"Petani harus kontribusi agar dana cair, nanti bisa kerjasama dengan Bank Pembangunan Sumatera Selatan," pungkasnya.
Pihak Pemerintah setempat pun sudah mendapat persetujuan lahan tambahan sebanyak 2.000 hektare untuk program ini. Tetapi Dodi meyakini kesiapan sebanyak 8.000 hektare. Dodi mengemukakan total lahan perkebunan sawit di Muba mencapai sekitar 300.000 ha di mana 60% dari luasan tersebut dikelola oleh petani swadaya dan sisanya oleh perusahaan.
"Total plasma banyak dari 4.600 hektar, tapi kita tunggu program ini jalan dan bisa diaplikasikan ke desa lain. Setelah jalan di 4.600 hektare, kami siap untuk 8.000 hektare," tuturnya.
Selanjutnya, Pemerintah Daerah akan melakukan monitoring dengan membentuk tim. Sebab, prosedur pencairan dana yang didapatkan petani tidaklah mudah. Harus petani rakyat yang terdaftar dan sudah menunjukkan progress yang baik di lapangan.
"Selain meninjau di lapangan, pemerintah tidak kucurkan dana apapun. Saya hanya siapkan petani dan lahan yang bebas masalah. Itu sebab Musi Banyuasin yang dipilih dibanding kabupaten lain," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, manajemen Cargill Tropical Palm menyatakan pihaknya juga menaruh perhatian terhadap replanting di area perkebunan perusahaan di kabupaten tersebut. "Kami bukan hanya fokus di replanting melainkan juga bagaimana cara untuk meningkatkan produktivitas kebun," kata Colin Lee, Director of Coorporate Affairs Cargill. Sebab tidak hanya kelapa sawit, Cargill memiliki lini bisnis di bidang holtikultura dan lainnya.
Lee menjelaskan pihaknya memiliki lahan sawit tertanam seluas 80.000 hektar yang tersebar di Sumsel dan Kalimantan Barat. Dia mengatakan kebun sawit di Sumsel dikelola oleh PT Hindoli yang mana telah diakuisisi pihaknya pada 1995. "Kebun inti Hindoli memiliki lahan tanam sawit seluas 20.958 ha sementara yang plasma seluas 19.346 ha," katanya.
Dari kebun tersebut, Cargill memproduksi minyak sawit mentah, minyak inti sawit, tandan buah segar. Peremajaan dilakukan secara berkala untuk menjaga stabilitas hingga meningkatkan produksi. "Replanting pasti kami lakukan termasuk di Muba." sebut Collin. Untuk kedepannya, Cargill Tropical Palm Holdings terbuka untuk lini bisnis baru. "Namun, belum ada rencana ekspansi dan target lainnya," tukas Collin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News