INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta menyebutkan, sembilan proyek infrastruktur DKI Jakarta senilai Rp 571 triliun masih dalam proses perencanaan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Sri Mahendra Satria Wirawan mengatakan, pembiayaan kesembilan infrastruktur itu dapat berasal dari APBN, APBD, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) maupun fasilitas pembiayaan investasi non-anggaran pemerintah (PINA). Namun, dirinya belum dapat memastikan berapa persen porsi masing-masing sumber pembiayaan tersebut.
"Masih dalam pembahasan," ujar Mahendra kepada Kontan, Minggu (1/9).
Baca Juga: Bangun ibu kota baru, pemerintah tak mau ulangi kesalahan Jakarta
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, rencana pembangunan proyek infrastruktur senilai Rp 571 triliun tetap berjalan dengan atau tanpa pusat pemerintahan di Jakarta.
Senada, Presiden Joko Widodo menyatakan, rencana proyek infrastruktur Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang dianggarkan Rp 571 triliun tetap terus dijalankan dan pembahasan level teknis dan siap dieksekusi.
Rencana pembangunan DKI Jakarta tersebut ditargetkan akan berlangsung selama 10 tahun hingga 2030. Anies mengatakan akan membagi pembangunan dalam beberapa tahap. Tahap pertama 2020-2022, tahap kedua tahun 2023-2025, dan terakhir tahun 2026-2030.
Baca Juga: Menurut draf Pergub DKI, taksi online tetap kena ganjil genap
Sembilan proyek senilai Rp 571 triliun tersebut antara lain :
- Pengembangan jaringan rel kereta moda raya terpadu (MRT) menjadi 223 kilometer senilai Rp 214 triliun
- Pengembangan jaringan rel kereta light rail transit (LRT) menjadi 116 kilometer senilai Rp 60 triliun
- Pengembangan panjang rute Transjakarta menjadi 2.149 kilometer senilai Rp 10 triliun
- Pengendalian banjir dan penambahan pasokan air senilai Rp 70 triliun
- Pembangunan jaringan rel elevated loopline sepanjang 27 kilometer senilai Rp 27 triliun
- Penyediaan permukiman hingga 600.000 unit (fasilitas pembiayaan 30%) senilai Rp 90 triliun
- Peningkatan cakupan air bersih hingga 100% penduduk DKI senilai Rp 27 triliun
- Peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81% penduduk DKI senilai Rp 69 triliun
- Revitalisasi angkot (first and last mile transport) hingga 20.000 unit senilai Rp 4 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News