BATAM. Pemerintah Kota dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam menyampaikan bahwa daerah tersebut siap menjadi tujuan investasi di kawasan Asia-Pasifik.
"Ketika ekonomi Eropa dan Amerika melemah, investasi terarah ke kawasan Asia-Pasifik yang diprakarsai oleh Tiongkok. Batam ini salah satu alternatif yang baik untuk tempat investasi. Batam sangat sesuai untuk tujuan kegiatan investasi di kawasan Asia-Pasifik," kata Walikota Batam Ahmad Dahlan di Batam, Senin (15/6).
Pernyataan tersebut dia sampaikan saat bertemu dengan Direktur Kawasan Amerika Utara dan Tengah Kemlu Ibnu Hadi, Ketua Harian Kelompok Kerja Diplomasi Ekonomi Kemlu I.G. Ngurah Swajaya, dan beberapa jajaran Kemlu lainnya.
Menurut Ahmad, ada beberapa sektor ekonomi yang diprioritaskan untuk penerimaan investasi asing, antara lain industri teknologi tinggi dan teknologi komunikasi, pariwisata, dan sektor jasa.
Namun, kata dia, industri elektronik dan industri galangan kapal sudah berkembang cukup pesat di Batam.
"Tahun 80an di Batam mulai industri elektronik yang dipicu oleh Singapura karena mereka kurang lahan. Lalu, tahun 90an baru masuk industri galangan kapal, baik 'ship yard' maupun 'ship building'," ujar dia.
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam menyatakan bahwa tersedia Pelayanan Perizinan Satu Atap bagi para investor yang ingin menanamkan modal di daerah itu.
"Jadi bagi satu penanam modal asing yang ingin berinvestasi di Batam dapat memulai setelah melalui proses perizinan kurang lebih empat bulan," kata Kepala Badan Pengusahaan Batam Mustofa Widjaja.
Dia menyampaikan bahwa ada beberapa jenis insentif investasi yang ditawarkan bagi para investor di Batam, antara lain tidak dikenakan bea impor atau ekspor karena Batam merupakan kawasan perdagangan bebas, tidak dikenakan pajak pertambahan nilai, perjanjian tidak dikenakan pajak berganda dengan 57 negara.
"Kami menawarkan investasi kompetitif dengan biaya operasional yang efisien. Namun, untuk pemberian 'tax holiday' itu masih wewenang pemerintah pusat," ujar Mustofa.
Berdasarkan data BP Batam, total investasi asing langsung (foreign direct investment) yang masuk ke Batam pada 2014 mencapai 2,13 miliar dollar AS.
Terkait upaya menarik investor asing untuk menanamkan modal di Batam, khususnya di sektor-sektor yang menjadi prioritas itu, Pemda Batam meminta dukungan bantuan dari Pemerintah pusat, yakni melalui Kementerian Luar Negeri, untuk membantu mempromosikan potensi ekonomi Batam.
Menanggapi hal itu, Ketua Harian Pokja Diplomasi Ekonomi Kemlu I.G. Ngurah Swajaya menyarankan Pemda Batam untuk memanfaatkan para perwakilan RI di luar negeri untuk turut memasarkan potensi ekonomi dan sektor-sektor unggulan Batam.
"Kita mempunyai 132 perwakilan RI yang dapat dimanfaatkan untuk membangun 'link' dan 'networking' serta mempromosikan potensi di Batam ke luar negeri," kata Ngurah.
Pada kesempatan itu, Direktur Kawasan Amerika Utara dan Tengah Kemlu Ibnu Hadi mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo akan lebih menekankan fungsi diplomasi ekonomi.
"Kami berkewajiban untuk meningkatkan diplomasi ekonomi yang memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia. Dalam konteks itu, kami melihat Batam sangat berpotensi sebagai tujuan kegiatan investasi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News