GUNUNG - YOGYAKARTA. Gunung Merapi yang berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) sebanyak dua kali pada Jumat (1/12) malam.
APG tersebut meluncur sejauh 2.000 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng) pada pukul 19.27 WIB dan 1.200 meter ke arah selatan (Kali Boyong) pada 19.47 WIB.
Dari pantauan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), luncuran APB pertama terjadi selama 228 detik dengan amplitudo maksimal 40 milimeter dan luncuran kedua berdurasi 132 detik dengan amplitudo maksimal sebesar 42 milimeter.
Kondisi terkini gunung Merapi Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengungkapkan, muntahan APG gunung Merapi sudah tidak terjadi lagi pada Sabtu (2/12) pagi.
Baca Juga: Jasa Marga: Volume Lalu Lintas Tol Keluar Masuk Jabotabek Periode Nataru Naik 52%
“Kalau APG hanya kemarin saja," kata Agus saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.
Kendati demikian, ia menyebut guguran batu atau rock falls di gunung Merapi masih tinggi seperti biasanya. Lebih lanjut, Agus mengimbau agar warga sekitar tidak panik dan tetap mengikuti perkembangan terkini aktivitas Merapi dari sumber resmi.
BPPTKG meminta masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi gunung Merapi dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status aktivitas gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Abu vulkanik sampai Magelang
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono mengatakan, hujan abu vulkanik akibat muntahan APB pada Jumat malam sempat mengguyur wilayahnya.
Wilayah yang terdampak adalah dua desa di Kecamatan Sawangan, tetapi intensitasnya ringan dan tidak mengganggu aktivitas warga.
“Abu vulkanik dari dampak APG gunung Merapi juga sampai di Desa Banyoroto dan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan. Tapi hanya tipis-tipis,” jelas Edi, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Pihak BPBD Kabupaten Magelang pun telah membagikan masker kepada warga setempat dan bersiaga.
“Kami membagikan masker ke desa terdampak. Tim kami juga standby siaga di sana,” ujar Edi.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG untuk Jabodetabek: Waspada Banjir 1-10 Desember 2023!
Aktivitas vulkanik sejak 2018
Sebagai informasi, peristiwa muntahan APG gunung Merapi merupakan bagian dari rentetan aktivitas vulkanik yang terjadi sejak 11 Mei 2018.
Sejak saat itu, aktivitas vulkanik gunung Merapi terus meningkat. Statusnya pun ditetapkan menjadi "Siaga" pada November 2020.
Sebagai upaya antisipasi, BPBD Kabupaten Boyolali telah menginstruksikan Tim Siaga Desa (TSD) aktif kembali. TSD sendiri merupakan sekelompok relawan desa yang dibentuk dan dibina langsung oleh BPBD Kabupaten Boyolali.
“Kami meminta TSD diaktifkan. Ronda dan bersiaga penuh,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Suratno.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi Terkini Gunung Merapi Usai Muntahkan Awan Panas Guguran Dua Kali"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News