SEMARANG. Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Semarang menyatakan pelaku usaha kecil dan menengah belum tertarik untuk go public di pasar modal.
"Mereka belum tertarik go public, dalam hal ini menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat umum. Kebanyakan dari mereka berpikir, selama usaha bisa dijalankan sendiri maka tidak perlu dana dari pihak lain," kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Semarang Cahyanto Kristiadi di Semarang, Rabu (12/8).
Selain itu, sebagian besar juga belum memperoleh informasi dengan baik terkait penjualan saham di pasar modal.
Cahyanto bilang, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada para pelaku UKM. Selain mendatangi pelaku UKM dan sosialisasi ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin), BEI juga mendatangi sejumlah instansi pemerintahan, salah satunya Dinas Koperasi.
"Fokus kami saat ini bukan mendorong mereka untuk go public tetapi kami ingin lebih dulu mengenalkan mengenai apa itu pasar modal dan keuntungan yang bisa diperoleh. Kalau mereka belum paham tetapi langsung go public pasti akan bingung," katanya.
Dia yakin, UKM di Semarang mampu go public, mengingat salah satu syaratnya berpenghasilan minimal Rp 5 miliar per tahun. "Sebetulnya banyak UKM di Semarang yang memiliki penghasilan sebesar itu, tetapi mereka hanya belum berpikir ke arah sana," katanya.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional IV Jateng-DIY Santoso Wibowo mengaku, pelaku UKM memberi respon positif. Hanya saja, mereka belum berniat terjun ke pasar modal. "Memang tidak gampang karena ini kan menyangkut pola pikir. Tidak semua pengusaha ingin berbagi," katanya.
Meski demikian, pihaknya terus mengimbau pelaku UKM agar mau melepas sebagian saham ke pasar modal. Salah satu keuntungan yang diiming-imingi adalah lebih mudah melakukan ekspansi usaha.
"Kalau dikampanyekan terus-menerus pasti akan ada yang mau, ini belum ada yang mau karena mereka belum paham saja," kata Santoso. (Aris Wadita Widiastuti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News