WONOSOBO. Kalangan petani di kawasan lereng Gunung Sumbing dan Sindoro Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, resah karena hingga akhir Agustus ini hasil panen tembakaunya belum ada yang membeli.
Petani tembakau warga Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek, Muhadi di Wonosobo, Kamis (25/8), mengatakan hasil panen tembakaunya sudah menumpuk di gudang, namun pihak pabrik rokok yang biasa membeli hasil panennya hingga saat ini belum ada tanda-tanda untuk membeli.
Ia mengatakan terpaksa menumpuk sekitar empat ton tembakau hasil panennya akibat belum bisa terserap oleh pabrik rokok.
"Panen tembakau tahun lalu tidak seperti ini, karena pabrik langsung menyerap tembakau hasil panen kami sehingga modal bisa berputar," katanya.
Ia menuturkan biaya untuk mengolah tembakau tidak kecil, karena komponen produksinya memang banyak. Biaya untuk tenaga pengolah tembakau tidak sedikit, mulai dari memetik, merajang, hingga menjemur dan mengepak di keranjang.
"Biaya selama menanam dan merawat tembakau juga tidak kalah besarnya. Jelas akan merugikan kami kalau sampai pabrik tidak membeli tembakau yang sudah menumpuk ini," katanya.
Menurut dia para petani tembakau masih bersabar menghadapi kondisi kurang menguntungkan saat ini, namun kesabaran juga ada batasnya.
"Tidak tahu sampai kapan kami bisa bersabar, karena kami masih berharap agar segera ada solusinya, termasuk dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo kami mohon bisa turun ke lapangan dan membantu bernegosiasi dengan pihak pabrik rokok," katanya.
Ia mengatakan para petani akan sangat terganggu pada masa tanam tahun depan, apabila panen tahun ini tidak dibeli pabrik.
Ia berharap para wakil rakyat di DPRD Kabupaten Wonosobo juga ikut membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi petani tembakau saat ini.
"Wakil kami di Komisi B DPRD Wonosobo juga kami mohon agar tidak diam saja dan berupaya untuk memfasilitasi pertemuan dengan pihak pabrik," katanya.
Terpisah anggota komisi B DPRD kabupaten Wonosobo, Humam Hasani mengaku bisa memahami dilema yang dialami para petani tembakau.
Namun, katanya pihaknya harus berkoordinasi dengan jajaran Komisi B DPRD Wonosobo untuk mencari solusi terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News