PANGKALPINANG. Biaya produksi usaha sapi potong di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sebesar Rp 5,7 juta per ekor per tahun.
"Sebagian besar biaya tersebut digunakan untuk upah pekerja sebesar Rp 2,37 juta per ekor per tahun (41,83%)," kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Rabu.
Ia melanjutkan, biaya penggunaan yang relatif besar juga terjadi untuk pakan sebesar Rp 2,26 juta per ekor per tahun (39,85 %), biaya untuk bahan bakar minyak sebesar Rp 311 per ekor per tahun (5,48%), pemeliharaan kesehatan dan biaya air masing-masing sebesar Rp 187.000 per ekor per tahun (3,29%), dan Rp 100.000 per ekor per tahun (1,78%).
"Sedangkan sisa biaya yang lainnya adalah untuk listrik dan pengeluaran lainnya yakni masing-masing Rp 53.000 per ekor per tahun (0,95%) dan Rp 387.000 per per tahun (6,83%)," ujarnya.
Menurut dia, dengan nilai produksi tersebut maka usaha pelaksanaan peternakan sapi potong dapat dikatakan tidak memberi keuntungan pada peternak.
"Pada umumnya sebagian besar kegiatan usaha peternak dilakukan sendiri, seperti menari rumput, membersihkan kandang dan tidak prnah membeli pakan, maka keuntungan yang diterima peternak sebesar biaya pemeliharaan dan pakan yang tidak dikeluarkan," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, komposisi hijauan pakan ternak sebesar 36,01% dari total biaya produks, sedangkan buatan pabrik dan lainnya sebesar 3,83%.
"Pada umumnya rumah tangga usaha peternakan sapi potong memelihara sebanyak 3-9 ekor sapi dengan persentase mencapai 47,80%, dan sekitar 80,94% diusahakan dengan tujuan pengembangbiakan, sementara rumah tangga yang mengusahakan sapi potong dengan cara dikandangkan sebanyak 51,92%" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News