UNJUK RASA - Polri telah menyiapkan sejumlah langkah pengamanan untuk mengawal aksi demo 299. Demo tersebut bertujuan menolak Perppu Ormas dan menolak kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sekitar 5.000 personel Brigade Mobil (Brimob) dari berbagai daerah akan dikerahkan untuk membantu pengamanan aksi unjuk rasa yang akan dilakukan pada hari Jumat (29/9). "Ada beberapa pasukan Brimob nusantara yang digeser ke Jakarta untuk memperkuat," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto.
Setyo mengimbau para peserta aksi untuk tertib serta tidak membuat kerusuhan. "Kami imbau supaya yang demo-demo itu tertib. Kalau enggak tertib kan memang membuat kerusuhan," ujarnya.
Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Ma'arif menyampaikan, aksi tersebut digelar dalam rangka mendesak Dewan Perwakilan Rakyat menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat. "Kami akan dorong anggota DPR untuk menolak Perppu tersebut," ujarnya.
Sebanyak 50 ribu orang diprediksi akan menggelar aksi unjuk rasa itu. "Berdasarkan laporan massa pada Jumat, itu 50.000. Itu prediksi kami yang akan ikut aksi," kata Slamet.
Slamet mengatakan 50.000 orang tersebut berasal dari seluruh Indonesia. Massa aksi itu terdiri dari sejumlah organisasi kemasyarakatan dan alumni aksi 212. Ia mengaku, sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait jumlah massa aksi itu. Dia memastikan aksi 299 akan berjalan dengan damai.
"Sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri agar tidak dihambat di jalan, jangan ada penutupan dan pemblokiran jalan. Biar massa datang ke Jakarta. Kami pastikan ketika aparat tidak usik, kami bisa pastikan aksi damai," katanya.
Slamet juga mengimbau massa salat Jumat di sekitar gedung DPR saat aksi 299. Namun, salat Jumat akan digelar di depan gedung DPR jika massa telah berkumpul terlebih dahulu di lokasi. "Disarankan agar melakukan salat Jumat di sekitar gedung DPR, baik di masjid TVRI, masjid di gedung Manggala Wanabakti, dan di beberapa kantor," katanya.
"Jika sebelum jumatan massa sudah berkumpul di gedung DPR, kami selaku penyelenggara aksi akan melaksanakan jumatan di depan gedung DPR," imbuhnya. Slamet khawatir masjid di sekitar lokasi aksi tidak menampung massa yang datang. Menurutnya, kondisi masjid saat salat Jumat biasanya sudah penuh.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aksi 29 September 2017. "Menurut saya, sudah tidak perlu lagi ada demo-demo itu. Sebab, kita berjalan saja sesuai dengan mekanismenya," ujar Maruf.
Maruf berpandangan, aksi 299 tak perlu dilakukan. Sebab, PKI sudah tak ada lagi di Indonesia. Hal itu juga sudah menjadi keputusan dalam Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia. Dalam TAP tersebut menegaskan, seluruh komponen negara melarang kemunculan PKI di Indonesia.
"Seharusnya soal PKI itu sudah selesai. Orang PKI sudah tidak ada, sudah mati semua. Sudah puluhan tahun. Saya waktu itu masih muda, dan saya ikut zaman-zaman Nasakom. Dan kita anggap masalah PKI itu sudah selesai. Sudah menjadi keputusan MPRS," imbuh Maruf.
Ia menyarankan, jika ada kecurigaan soal munculnya PKI dapat dilakukan dengan melaporkannya kepada kepolisian. Tuntutan kepada Perppu Ormas juga tidak perlu dilakukan dengan menggelar aksi. Pihak yang merasa tidak setuju dengan Perppu tersebut dapat menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Pemerintah memiliki kewenangan membuat Perppu yang sifatnya sebagai upaya pencegahan. Perppu yang dibuat juga tetap akan diuji di DPR apakah sah atau tidak. "Ada mekanisme bagi mereka yang tidak puas, tidak bisa menerima Perppu bisa menggugat ke Mahkamah Konstitusi, gunakan saja saluran yang ada sehingga tidak perlu menimbulkan kegaduhan," kata Maruf.
Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Tribunnews.com berjudul: Brimob Seluruh Indonesia Diterjunkan Amankan Demo 299 Besok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News