SOLO. Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Solo, Jawa Tengah, baru bisa menyalurkan kredit rumah bersubsidi sebanyak 1.600 unit dari total target sebanyak 3.000 unit.
"Hal ini disebabkan sulitnya pengembang dalam membangun rumah bersubsidi tersebut terutama pengadaan lahan," kata Pimpinan Cabang BTN Solo Teguh Wahyudi kepada wartawan di Solo, Rabu (11/11).
Selain itu, lanjutnya, kondisi yang stagnan sejak program satu juta rumah digulirkan bulan April hingga September 2015 membuat target belum terlampaui.
"Untuk target BTN konvensional sebanyak 3.000 unit rumah, sedangkan REI (Real Estate Indonesia) menargetkan 3.500 unit rumah, tetapi sampai dengan akhir tahun 2016," katanya.
Dia mengatakan salah satu masalah utama yang dihadapi pengembang dalam membangun rumah bersubsidi tersebut adalah terkait pengadaan lahan. Harga lahan di Kota Solo, semakin tinggi sehingga tidak terjangkau lagi untuk pembangunan rumah bersubsidi. Apalagi program satu juta rumah tersebut batas maksimal harga rumah sebesar Rp110 juta.
Dikatakan akibat sulit mendapatkan lahan di Kota Solo, dibangun di daerah pinggiran. Harapannya tahun 2016, kondisi kondusif sehingga sektor properti juga meningkat.
BTN Cabang Solo, lanjutnya, akhir tahun 2015 ini menargetkan menyalurkan kredit rumah bersubsidi sebanyak 1.900 unit rumah. Ditambah dari BTN Syariah sebanyak 500 unit, sehingga hingga akhir tahun bisa tersalurkan hingga 2.000-an unit rumah bersubsidi.
"Pembangunan rumah bersubsidi membutuhkan waktu untuk proses perizinan, untuk membangunnya juga butuh waktu tiga hingga empat bulan," katanya.
Ia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan rumah ini selain memfasilitasi PNS, TNI/Polri serta karyawan swasta, BTN juga memfasilitasi kredit rumah untuk sektor informal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News