PALU. Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tengah, Maruf mengatakan sejak beberapa waktu lalu, pemerintah pusat telah menugaskan Perum Bulog untuk menangani sebanyak 11 komoditi pangan yang paling dibutuhkan masyarakat dan selalu mengalami gejolak harga di pasaran.
"Ini tantangan baru yang membutuhkan perhatian serius," katanya di Palu, Rabu (26/10).
Maruf mengatakan komoditi pangan baru yang akan ditangani Bulog seperti cabai, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, telur, gula pasir, daging sapi, daging ayam, jagung, kedelai dan tepung terigu.
Namun, katanya, baru beberapa dari 11 komoditi itu yang telah direalisasi oleh Bulog Sulteng, yaitu gula, minyak goreng, telur, bawang merah dan bawang putih.
Sementara lainnya belum, tetapi dipastikan terealisasi, namun butuh waktu karena tidak semudah membalikan telapak tangan.
Karena bagaimanapun harus didukung dengan sarana dan prasarana serta pasar yang berkesinambungan. Apalagi ada beberapa komoditi tertentu yang tidak bisa tersimpan lama di gudang.
Berbeda dengan beras, jagung dan kedelai yang bisa disimpan lama di gudang. Tapi kalau namanya cabai, daging dan bawang tidak bisa lama disimpan.
"Ini tantangan yang tidak mudah diatasi," kata Maruf.
Untuk menjalankan penugasan pemerintah, Bulog menerapkan satu model baru yakni membentuk rumah pangan kita (RPK) yang kemudian diberi nama sahabat RPK di setiap kabupaten dan kota di Sulteng.
Dan sudah ada sebanyak 159 RPK yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng, termasuk di Kota Palu sudah ada 70 sahabat RPK.
Pemerintah berharap setiap desa/kelurahan minimal ada satu RPK untuk melayani satu wilayah permukiman penduduk. Namun untuk bisa menjangkau setiap desa/kelurahan satu RKP tidaklah mudah dan membutuhkan waktu cukup lama, apalagi luas wilayah Sulteng dan geografis serta topografi berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang juga cukup berat.
"Ini semua tantangan yang tidak mudah untuk dapat diatasi," kata Maruf.
Bulog Sulteng terus berupaya untuk bisa membuka RPK di setiap desa/kelurahan di Sulteng. Jika program ini terealisasi, niscaya merupakan solusi dalam menjaga stabilisasi harga pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News