Bulog Sumut belum bisa membeli beras petani

Senin, 20 April 2015 | 19:03 WIB Sumber: Antara
Bulog Sumut belum bisa membeli beras petani


MEDAN. Meski musim panen telah berjalan, Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara belum bisa membeli beras petani. Alasannya, harga jual masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

"Bulog sudah melakukan 'jemput bola' ke sentra produksi, tetapi harga masih di atas HPP sehingga Bulog berharap pembelian di Jawa yang lebih banyak sehingga bisa memasok untuk kebutuhan di Sumut," kata Kepala Bulog Sumut Fasika Khaerul Zaman di Medan, Senin (17/4).

Dia mengakui, sesuai Instruksi Presiden 17 Maret 2015, tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh pemerintah, harga gabah dan beras dinaikkan.

Harga Gabah Kering Panen (GKP) di petani dengan kadar air maksimal 25% menjadi Rp 3.700 per kg dari sebelumnya yang sebesar Rp 3.300 per kg.

Sedangkan harga Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dengan kotoran/butir hampa maksimal 10% menjadi Rp 3.750 per kg dari Rp 3.350 per kg.

Sementara harga beras di gudang Bulog antara lain dengan butir patah maksimal 20% menjadi Rp 7.300 per kg dari Rp 6.600 per kg sebelumnya.

"Meski HPP sudah naik, tetapi harga beras petani masih di atas angka itu sehingga tetap saja belum bisa dibeli," katanya.

Humas Bulog Sumut, Rudi Adlyn menyebutkan, harga beras di petani Sumut dewasa ini berkisar Rp 7.500-Rp 7.800 per kg.

Padahal, tahun ini ada rencana pembelian beras sebanyak 5.000 ton beras.

Meski belum membeli, tetapi stok beras Bulog masih cukup aman hingga tiga bulan ke depan atau sekitar 34.000-an ton.

"Permintaan Wapres Jusuf Kalla agar Bulog membeli beras petani terus diupayakan,Namun kalau belum bisa, maka pasokan diharapkan dari daerah lain khususnya di Jawa yang harga jual berasnya sering berada di bawah HPP,"katanya.

Bulan ini sendiri dijadwalkan ada masuk beras ke Sumut yang berasal dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. (Evalisa Siregar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru