Bupati Bojonegoro berharap pusat perhatikan penyerapan tenaga kerja selama pandemi

Selasa, 22 September 2020 | 20:08 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Bupati Bojonegoro berharap pusat perhatikan penyerapan tenaga kerja selama pandemi

ILUSTRASI. Petani memangkas pucuk tanaman tembakau saat melakukan perawatan tanaman di Desa Ngale, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (1/9/2020). Menurut petani, pabrik rokok yang selama bertahun-tahun bermitra dengan petani tembakau di wilayah itu


TEMBAKAU - BOJONEGORO. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro berharap agar pemerintah pusat lebih memperhatikan penyerapan tenaga kerja di daerah ketika menerapkan sebuah kebijakan di masa pandemi. Terlebih, saat ini banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di daerah lain.

“Kami berharap pemerintah pusat bisa menimbang-menimbang terhadap kebijakan yang akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja,” kata Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dalam keterangannya akhir pekan lalu.

Dia mengatakan, pengurangan tenaga kerja pada masa pandemi dapat berimbas pada pengangguran. “Kalau bisa, jangan ada pengurangan agar tidak ada pengangguran, apalagi kondisi pandemi Covid-19 seperti ini,” ujarnya.

Baca Juga: Konsumsi Rokok Menyundut Angka Kemiskinan di Indonesia

Di Bojonegoro sendiri, selain sektor migas sektor pertanian dan industri tembakau merupakan sumber perekonomian masyarakat karena menyerap banyak tenaga kerja. Anna mengatakan, pemerintah daerah telah memastikan bahwa sektor pertanian ini masih berada pada kondisi normal.

Meski sebelumnya, sempat ada keluhan dari petani tembakau karena penurunan harga komoditas tersebut. Akan tetapi, kondisi tersebut sudah berangsur pulih.

Selain petani, industri tembakau menyerap tenaga kerja di sektor sigaret kretek tangan (SKT) di Bojonegoro. Kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini merupakan salah satu daerah penghasil tembakau yang cukup besar.

Bagi masyarakat setempat, industri SKT di Bojonegoro berperan penting secara ekonomi. Banyak warga yang menggantungkan kehidupan keluarga sebagai pekerja di SKT.

Sebagai salah satu industri padat karya, Anna berharap  pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang melindungi tenaga kerja SKT dari pengurangan atau pemberhentian karyawan yang sudah terjadi di sektor lain. “Tetapi di sektor SKT, belum ada kontraksi yang begitu. SKT di Bojonegoro masih normal seperti biasa dan belum begitu banyak kendala,” ujarnya.

Anna berharap, krisis ekonomi akibat pandemi tidak akan berdampak serius bagi para pekerja di industri SKT ini. Dia meminta agar pemerintah juga mempertimbangkan keberadaan pekerja SKT dalam kebijakannya.

Baca Juga: Selain dari enam wilayah zona merah, berikut penyebaran virus corona di Jawa Timur

Secara terpisah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat menghadiri HUT ke-44 Koperasi Kareb Bojonegoro dan meninjau fasilitas produksi SKT Koperasi Kareb, mengatakan bahwa sinergi dan kolaborasi merupakan poin penting dalam pemulihan ekonomi di Jawa Timur, termasuk juga dalam industri padat karya SKT.

“Saat pandemi Covid-19 tidak ada yang di-PHK (di sektor industri sigaret Koperasi Kareb), artinya proses ini mudah-mudahan menjadi bagian dari penguatan bagi masyarakat yang terdampak secara ekonomi,” katanya.

Ia pun memberikan apresiasi kepada Koperasi Kareb yang turut menopang perekonomian Bojonegoro dengan cara tetap mempekerjakan karyawannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru