KONTAN.CO.ID - Jakarta. Nasib Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo diujung tanduk. Diperkirakan lebih dari 50.000 warga Pati berunjuk rasa menuntut politisi Partai Gerindra itu lengser dari jabatannya. Selain masalah tarif pajak bumi dan bangunan (PBB), masyarakat kecewa dengan kebijakan Bupati Sudewo yang kontroversial.
Berdasarkan pantauan live streaming Kompas.tv, ribuan warga Pati telah memenuhi kawasan Alun-Alun Pati, depan kantor Bupati Sudewo. Selain berorasi menuntut mundur Bupati Pati Sudewo, massa juga menyanyikan lagu kebangsaan.
Massa dimominasi kaum laki-laki. Namun ada juga ibu-ibu yang ikut berunjuk rasa menuntut Bupati Sudewo lengser.
Dikutip Tribun Jateng, sejumlah atribut demonstrasi seperti truk komando untuk orasi dan keranda jenazah simbolis bertuliskan "Keranda Penipu" telah disiapkan di depan Kantor Bupati Pati.
Dilansir dari Kompas.com, Inisiator aksi, Ahmad Husein, yang tiba di lokasi sejak pukul 07.00 WIB, mengonfirmasi antusiasme luar biasa dari masyarakat. Ia memperkirakan jumlah peserta demo Pati hari ini jauh melampaui tantangan yang pernah dilontarkan Bupati Sudewo beberapa waktu lalu.
"Persiapan hari ini diperkirakan 100.000 lebih (massa). Melebihi (tantangan), kami dapat tantangan 50.000," terang Husein kepada media.
Baca Juga: Tak Ada Mobil Listrik, Inilah Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025
Menurutnya, massa aksi datang dari berbagai kecamatan, mulai dari Batangan, Puncakwangi, hingga Kayen. Dia menilai, gelombang protes ini didukung oleh masyarakat luas di seluruh Kabupaten Pati.
Husein menegaskan bahwa tujuan aksi ini sudah final dan tidak bisa ditawar lagi. Massa akan terus melakukan unjuk rasa di Pati hingga tuntutan mereka agar Bupati Sudewo lengser benar-benar dipenuhi oleh yang bersangkutan.
"Target tuntutan massa (Bupati) lengser. Kalau enggak lengser (hari ini), kami tetap bertahan di sini (Alun-Alun Pati)," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa massa siap menduduki kawasan Alun-Alun dari hari ke hari sampai ada keputusan final. Di tengah kerumunan, Husein dan peserta aksi lainnya serentak meneriakkan "Bupati Pati Sudewo Harus Lengser".
Meski suasana tegang, Husein mengimbau seluruh peserta untuk menjaga ketertiban dan tidak bertindak anarkis, terutama merusak fasilitas umum.
Tonton: Pendaftaran 1.000 Petugas Damkar DKI Jakarta 2025 Dibuka, Simak Kualifikasinya
Kebijakan kontroversial Bupati Sudewo
Aksi demontrasi warga Pati ini adalah buntut kebijakan Bupati Sudewo yang kontroversial. Salah satunya adalah kenaikan tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan yang mencapai 250%.
Belakangan, Bupati Sudewo membatalkan kebijakan tersebut. Namun, warga terlanjur marah.
Selain itu, Bupati Sudewo juga pernah mengeluarkan kebijakan pemberhentian 220 pegawai honorer di RSUD Soewondo. RSUD Soewondo adalah rumah sakit milik pemda Pati.
Padahal, pegawai yang dipecat tersebut telah bekerja belasan hingga puluhan tahun. Selain itu, pegawai yang dipecat juga tidak mendapatkan pesangon.
Setelah pemecatan 220 honorer, RSUD Soewondo malah melakukan rekrutmen pegawai baru.
Selanjutnya: StarHub Resmi Ambil Alih Seluruh Bisnis Broadband MyRepublic di Singapura
Menarik Dibaca: Mitra Grab Bisa Pinjam hingga Rp150 Juta, Begini Cara Pengajuan Pinjamannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News