Cabai jadi penyumbang inflasi terbesar di Sumbar

Rabu, 07 Januari 2015 | 11:59 WIB Sumber: Antara
Cabai jadi penyumbang inflasi terbesar di Sumbar

ILUSTRASI. Manfaat kunyit untuk kesehatan tubuh.


PADANG. Bank Indonesia (BI) memaparkan harga cabai merah menjadi penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang 2014 selain bahan bakar minyak (BBM), beras, tarif listrik dan tarif angkutan kota.

"Inflasi di Sumbar 2014 mencapai 11,58% dimana angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 2013 sebesar 10,87% dengan penyumbang utama harga cabai merah," kata Kepala Perwakilan BI Wilayah VIII, Puji Atmoko di Padang, Rabu.

Ia menjelaskan kendati laju inflasi di Sumbar sempat mereda hingga April 2014, pada bulan-bulan selanjutnya sampai dengan akhir tahun 2014, tercatat inflasi yang terus meningkat.

"Bahkan laju inflasi Sumbar pada November dan Desember 2014 mengalami kenaikan signifikan melampaui angka nasional," kata dia.

Menurut dia, keterbatasan pasokan cabai merah pada periode tertentu seperti bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri menyebabkan kenaikan harga yang pada akhirnya memicu inflasi.

"Oleh sebab itu untuk komoditas cabai merah, perlu dicari upaya untuk mengurangi ketergantungan pasokan yang selama ini berasal dari Pulau Jawa," katanya.

Berkaca dari hal tersebut, BI menyambut baik dan mendukung gerakan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Padang berupa Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Cabai dalam polybag di pekarangan kantor, sekolah dan rumah.

"Selain itu, proses produksi, arus distribusi dan manajemen stok juga perlu diperhatikan agar komoditas-komoditas strategis setiap saat selalu terjaga pasokannya," katanya Kemudian untuk mengatasi permasalahan inflasi jangka panjang, dapat pula ditempuh langkah terobosan melalui kerja sama antardaerah yang dijembatani oleh Pemprov Sumbar untuk menjamin selalu tersedianya pasokan bahan pangan di pasar-pasar strategis di daerah.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survei Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi (PKSBE) Universitas Negeri Padang (UNP), kebutuhan cabai warga Kota Padang mencapai 36,91 ton per hari.

"Dari 36,91 ton tersebut, sebanyak 22,5 ton dipasok dari Pasar Muntilan, Magelang (Jawa Tengah) dan sisanya berasal dari hasil produksi petani lokal," kata Peneliti PKSBE Universitas Negeri Padang, Johan Marta.

Menurut dia, kondisi itu mengakibatkan pergerakan harga cabai di Padang sangat ditentukan oleh tingkat harga di Pulau Jawa serta kelancaran proses pengiriman.

Johan mengatakan karena tingginya konsumsi cabai tersebut, komoditas yang rasanya pedas itu menjadi salah satu komponen utama yang mempengaruhi angka inflasi di Sumbar jika ketersediannya di pasar berkurang atau menghilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa
Terbaru