BAWEN. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Tengah memberikan sejumlah catatan kepada PT Trans Marga Jawa Tengah (TMJ) tentang kesiapan ruas jalan tol Bawen-Salatiga jika akan digunakan sebagai jalur alternatif arus mudik Lebaran 2016.
Sebagaimana diketahui ada 4 titik dijalan tol seksi III Semarang-Solo tersebut yang belum tersambung, sehingga PT TMJ sebagai pihak operator telah menyiapkan sejumlah jalur alternatif jalan tol sepanjang 17.5 kilometer ini bisa dilalui pada H-7 hingga H+7 Lebaran 2016.
Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Herukoco mengatakan, pihaknya kemarin telah melakukan rapat koordinasi bersama TMJ, Pemkab Semarang serta jajaran Polres Semarang dan Polres Salatiga.
Dari paparan pihak TMJ dilanjutkan dengan tinjauan ke lapangan, pihaknya melihat banyak titik yang rawan bagi keselamatan pemudik.
"Memang ada beberapa lokasi yang dari segi keselamatan harus diperhatian dengan benar. Karena ada bukit yang ditembus dengan jalan berkelok-kelok, itu dari segi keselamatan harus benar-benar diberi peringatan diberi alat pengaman jalan. artinya masyarakat jangan sampai tidak tahu bahwa itu adalah tanjakan dan turunan," kata Herukoco, Kamis (9/6).
Selain kontur jalan yang masih belum landai mengingat pekerjaan fisik baru berjalan 43,8%, lanjutnya, jalur yang disiapkan ternyata masih banyak menemui persimpangan sebidang. Yakni, jalur tol yang bersingungan dengan jalan-jalan poros desa atau jalan perkampungan.
Dengan demikian pada titik-titik yang rawan tersebut perlu disiapkan petugas.
Titik lainnya yang perlu segera ditangani adalah, pada gerbang keluar tol Salatiga di kelurahan Tingkir. Sebab di titik ini, kendaraan yang keluar dari jalan tol akan menemui jalan reguler yang relatif sempit, yakni 5 lebar 5 meter.
Padahal jalan Tingkir ini tergolong padat terutama pada saat hari libur. Sehingga jika tidak diatur sedemikian rupa, akan menimbulkan antrian atau kemacetan baik di jalur keluar tol maupun di jalur reguler.
"Perlu ada pengaturan lalu lintas karena memang di titik ini sudah padat sekali. Tentunya ketika dari Bawen sudah diaktifkan, di sini jangan ditutup. Jangan sampai di sini memanjang ke belakang," lanjutnya.
Melihat konsisi yang ada, pihaknya memperkirakan saat jalan tol Bawen-Salatiga dioperasikan pada masa arus mudik 2016 mendatang, akan diperlukan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup.
Selain itu, petugas juga perlu mengurai kemacetan di sekitar pasar Suruh dan pertigaan Tingkir akibat dampat kepadatan kendaraan di keluar tol Salatiga.
"Jadi kita pantau disini, kalau memang di exit tol Salatiga sudah padat, ke arah jalan alternatif di Bawen kita tidak gunakan dulu. Sehingga kalau di jalur alternatif macet atau panjang antriannya, (maka) di exit tol alternatif ini ditutup, sambil melakukan pengaturan di Suruh dan di pertigaan tingkir," lanjutnya.
Terlepas dari itu, Herukoco berpendapat, pada arus mudik 2016 prioritas kendaraan dari Bawen ke Salatiga tetap akan diprioritaskan melalui jalur utama dibandingkan mengarahkan ke jalur alternatif termasuk tol.
"Ini bukan rekomendasi, artinya alternatif pertama ketika arus berjalan lancar tentunya kita menggunakan jalur utama. Tetapi seandainya panjang sekali kita pelu gunakan jalur aternatif," tandasnya.
Herukoco menambahkan, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk memutuskan tol Bawen-Salatiga bisa digunakan atau tidak. Melainkan sebatas memberikan masukan kepada pihak yang lebih berwenang, dalam hal ini TMJ sebagai operator.
"Ini kan jalan belum jadi ya. Artinya ada tim bersama melibatkan dari Bina Marga, dari Dinas Perhubungan dan juga dari kepolisian," ucapnya.
Berdasarkan target waktu yang telah ditentukan, PT TMJ akan meminta penilaian dari tim penilai kelayakan jalan pada tangal 21 juni mendatang. Tim penilai akan memutuskan apakah jalan tol Bawen-Salatiga berikut didalamnya jalur-jalur alternatif yang disiapkan, layak atau tidak dilalui kendaraan pemudik. (Syahrul Munir)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News