Covid-19 Omicron Masuk Jawa Tengah, Ini Gejala dan Aturan Isolasi mandiri

Rabu, 26 Januari 2022 | 08:36 WIB Sumber: Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com
Covid-19 Omicron Masuk Jawa Tengah, Ini Gejala dan Aturan Isolasi mandiri

ILUSTRASI. Covid-19 Omicron Masuk Jawa Tengah, Ini Gejala dan Aturan Isolasi mandiri


COVID-19 - Jakarta. Kasus Covid-19 Omicron sudah terkonfirmasi di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah. Mari mengenali gejala Covid-19 Omicron dan cara isolasi mandiri.

Dilansir dari Kompas.com, di Jawa Tengah tercatat sudah ada sembilan orang terinfeksi Covid-19 Omicron. Sebaran Covid-19 Omicron di Jawa Tengah yakni di Kota Semarang, Cilacap, Pekalongan dan Sukoharjo.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warganya tidak panik dengan kemunculan kasus Covid-19 varian Omicron di wilayahnya. Namun, masyarakat diminta untuk tetap waspada dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan virus.

Ganjar juga meminta agar Jogo Tonggo diaktifkan kembali untuk menghadapi peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron. Sebab, dari data statistik tingkat penularan varian Omicron lebih cepat, namun tingkat keganasannya memang terbilang rendah. "Jadi masyarakat engga perlu panik. Tapi, ini wake up call juga untuk mengingatkan kepada yang lain. Jogo tonggonya jalan lagi, peringatan untuk pakai masker jalan lagi," kata Ganjar, dalam keterangan tertulis, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Transmisi Lokal Covid-19 Omicron Makin Banyak, Ini Himbauan Kemenkes

Setiap kali ditemukan kasus, pengambilan sampel WGS dilakukan untuk memantau perkembangan varian Omicron. "Jadi publik enggak perlu takut. Pengalaman di Eropa itu naiknya cepat banget. Diperkirakan Februari akan tinggi tapi turunnya juga cepet banget. Makanya dibutuhkan dari masyarakat, pakai masker ya, taat prokes saja Insya Allah dari beberapa pengalaman kan lebih bahaya Delta saat itu, tapi kita enggak boleh lengah pada soal itu," kata Ganjar.

Ganjar meminta kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk mengingatkan Satgas untuk mengontrol pelaksanaan PTM di sekolah. "Saya minta untuk kontrol terus menerus. Satgas di sekolah mesti kenceng. Di tempat keramaian kita tahan dulu," ujar dia.

Untuk mencegah penularan Covid-19 Omicron, percepatan vaksinasi dilakukan terutama untuk prioritas anak-anak usia 6-11 tahun, para lansia dan orang dengan komorbid. Wisata "Vaksin segera dipercepat, wabil khusus kepada lansia termasuk mereka yang harus diboosting. Apalagi mereka yang komorbid harus dalam pantauan, karena kami amankan dulu mereka yang kelompok rentan sehingga kami harapkan ini bisa mencegah," jelas Ganjar.

Gejala Covid-19 Omicron

Data terbaru Kemenkes pada 24 Januari 2022, menunjukkan kasus konfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia sebanyak 1.626 kasus. 20 pasien Covid-19 Omicron di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit dan 2 pasien meninggal dunia.

Gejala Covid-19 Omicron di Indonesia paling banyak yang dialami pasien adalah batuk, pilek dan demam. Gejala Covid-19 Omicron ini mirip sakit flu biasa.

Dilansir dari Kompas.com, terdapat beberapa gejala yang ditemukan khusus pada Covid-19 varian Omicron di Indonesia ini. Covid-19 Omicron di Indonesia disebut memiliki gejala yang mirip sekali dengan batuk pilek biasa.

Gejala yang paling umum ditemukan pada penderita Covid-19 varian Omicron di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Batuk kering
  • Mudah lelah
  • Hidung tersumbat
  • Pilek
  • Sakit kepala

Uniknya, gejala hilangnya penciuman dan indra perasa yang banyak ditemukan pada Covid-19 varian lain, tidak ditemukan pada penderita varian Omicron di Indonesia. Penderita Covid-19 Omicron di Indonesia yang mengalami hilang penciuman dan indra perasa hanya terjadi pada pasien yang baru pertama kali terpapar virus Covid-19. Sedangkan pada pasien reinfeksi tidak mengalami gejala ini.

Cara isolasi mandiri pasien Covid-19 Omicron

Baca Juga: Pasien Covid-19 Omicron Boleh Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Aturan & Syaratnya

Sementara itu, Kemenkes mengeluarkan aturan baru untuk penanganan Covid-19 Omicron di Indonesia. Dengan aturan baru tersebut, pasien Covid-19 Omicron di Indonesia boleh menjalani perawatan dan isolasi mandiri di rumah.

Namun tidak semua pasien konfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Sesuai aturan terbaru, ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan jika pasien Covid-19 Omicron ingin isolasi mandiri di rumah.

Aturan terbaru tersebut tercantum dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron yang ditetapkan pada 17 Januari 2022.

“Ketentuan pencegahan dan pengendalian Covid-19 sekarang mengacu pada surat edaran yang baru, salah satunya tentang isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

Syarat isolasi mandiri pasien Covid-19 Omicron

Dalam surat edaran baru ditetapkan bahwa pasien konfirmasi Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri jika memenuhi syarat klinis dan syarat rumah.

Syarat klinis isolasi mandiri pasien Covid-10 Omicron :

  • Berusia 45 tahun ke bawah
  • Tidak memiliki komorbid
  • Dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lainnya
  • Berkomitmen untuk tetap diisolasi sebelum diizinkan keluar.

Syarat rumah untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 Omicron:

  • Pasien harus dapat tinggal di kamar terpisah, lebih baik lagi jika lantai terpisah
  • Ada kamar mandi di dalam rumah terpisah dengan penghuni rumah lainnya
  • Dapat mengakses pulse oksimeter.

Jika pasien Covid-19 Omicron tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah, maka pasien harus melakukan isolasi di fasilitas isolasi terpusat. Selama isolasi, pasien harus dalam pengawasan Puskesmas atau Satgas setempat.

Isolasi terpusat dilakukan pada fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau swasta yang dikoordinasikan oleh Puskesmas dan dinas kesehatan.

Cara mengobati pasien Covid-19 Omicron

Nadia mengungkapkan masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Covid-19 Omicron di Indonesia. Pasalnya karakteristik Covid-19 Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

''Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,'' ungkap Nadia.

Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Covid-19 Omicron di Indonesia tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit. Untuk itu, Kemenkes akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.

''Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah, agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin,'' ucap dr. Nadia.

Platform telemedicine untuk membantu menyembuhkan pasien Covid-19 Omicron di Indonesia adalah  Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.

Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien COVID-19 dengan gejala ringan.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 Omicron yang kini sudah masuk Jawa Tengah. Mengenali gejala Covid-19 penting agar bisa langsung isolasi jika tanda-tanda tersebut muncul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru