Dalam sehari, Riau menambah 2 titik panas

Rabu, 07 Desember 2016 | 10:16 WIB Sumber: Antara
Dalam sehari, Riau menambah 2 titik panas


PEKANBARU. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyebut, titik panas bertambah di Provinsi Riau menjadi tujuh titik setelah kemarin dinyatakan lima titik.

"Pagi ini, satelit kembali pantau total tujuh titik panas di Riau. Tersebar pada tiga daerah," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu (7/12).

Dia merinci, tujuh titik panas itu terdeteksi oleh satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yakni Aqua dan Terra berada tiga kabupaten yakni Bengkalis empat, Pelalawan dua, dan Siak satu titik.

Satelit menyatakan, untuk wilayah Bengkalis keempat titik panas ini masih terkosentrasi di Kecamatan Bukit Batu.

Lalu wilayah Pelalawan dua titik panas terdapat pada dua kecamatan yakni Kerumutan serta Teluk Meranti, dan satu titik panas di Siak terdeteksi berada di Kecamatan Sungai Mandau.

Seperti diketahui, kemarin atau Selasa (6/12) sore, satelit mendeteksi lima titik panas di Riau dengan wilayah penyebaran di Bengkalis tiga titik, dan Pelalawan dua titik.

"Untuk titik panas pagi ini, sama seperti kemarin sore. Analisis kita, belum terjadi kebakaran hutan dan lahan karena masih di bawah 70%," ucap Slamet.

Pemerintah Provinsi Riau secara resmi telah mencabut status siaga darurat kabut asap di Riau, dan sekaligus membubarkan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan akhir November tahun ini.

"Kita ucapkan selamat, dan terima kasih kepada personel satgas atas segala dedikasi dan partisipasi. Tidak hanya korbankan tenaga, bahkan juga nyawa. Akhirnya Riau mencabut status siaga darurat kabut asap," ujar Sekda Provinsi Riau, Ahmad Hijazi.

Tercatat, luas kebakaran hutan dan lahan di Riau sepanjang tahun ini telah mencapai 3.902 hektare dari mulai Januari hingga Oktober 2016.

Satgas Penegakan Hukum Kebakaran Hutan dan Lahan Riau telah tetapkan sebanyak 95 orang tersangka dari 74 perkara, dua kasus diantaranya diduga dilakukan oleh korporasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru