Jawa Barat

Dedi Mulyadi Tegas Larang Wisuda Sekolah di Jabar, Ini Alasannya

Selasa, 29 April 2025 | 18:53 WIB Sumber: Kompas.com
Dedi Mulyadi Tegas Larang Wisuda Sekolah di Jabar, Ini Alasannya

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan akan tetap melarang wisuda di sekolah-sekolah di wilayah Jabar..  (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


DEDI MULYADI - JAKARTA. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan akan tetap melarang wisuda di sekolah-sekolah di wilayah Jabar.

Padahal, Mendikdasmen Abdul Mu'ti telah menyebut wisuda diperbolehkan asal orang tuanya sanggup membayar.

"Saya tidak akan mendengar siapa pun. Yang penting saya sebagai Gubernur Jabar bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat Jabar," ujar Dedi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Dedi terbiasa berkomunikasi dengan masyarakat setiap hari. Dia menyebut ada saja orang tua yang tidak kuat membayar ketika sekolah anak menyelenggarakan wisuda.

Baca Juga: Pembangunan Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas, Dedi Mulyadi: Itu Cerita Lama

Walhasil, orang tua mencari solusi dengan meminjam uang karena anaknya ngambek minta ikut wisuda.

Akibatnya, kata dia, angka kemiskinan di Jabar semakin meningkat.

"Anaknya nangis. Anaknya ngambek. Anaknya merasa di lingkungannya menjadi terpinggirkan. Sehingga orang tuanya terbebani. Akibat orang tuanya terbebani pinjam Bank Emok. Pinjam bank keliling. Pinjam pinjol. Angka kemiskinan di Jawa Barat akan semakin meningkat," jelasnya.

"Orang Jawa Barat itu per RT sudah ada kumpulan 10 orang. Itu pengeluaran rentenir. Dan rata-rata dipakai biaya sekolah, study tour, outing kelas, kredit motor. Gitu loh. Jadi bagi mereka yang hanya melihat di Jakarta, itu tidak akan pernah tahu kehidupan masyarakat yang real," sambung Dedi.

Baca Juga: Penggusuran Bangunan Liar di Subang, Gubernur Dedi Mulyadi Datangi Warga

Sebelumnya, menanggapi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan wisuda sekolah boleh digelar selama tidak memberatkan orang tua siswa.

"Kalau menurut saya begini, sepanjang itu tidak memberatkan dan atas persetujuan orang tua dan murid, ya masa sih tidak boleh gitu kan. Yang penting wisuda itu jangan berlebih-lebihan dan juga jangan dipaksakan,” kata Abdul Mu’ti usai pembukaan Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Dikdasmen 2025 di Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kota Depok, Jawa Barat, dilansir ANTARA, Selasa (29/4/2025).

Menurut Abdul Mu’ti, kegiatan wisuda dapat dilihat sebagai bagian dari ungkapan kegembiraan, sekaligus syukur atas keberhasilan para murid dalam menyelesaikan pendidikan mereka.

Di samping itu, kata dia, kegiatan wisuda juga dapat menjadi media yang efektif untuk menjalin keakraban dan silaturahmi di antara orang tua, murid, dan pihak sekolah, meskipun tidak menutup kemungkinan ada orang tua murid yang tetap tidak dapat hadir saat kegiatan wisuda.

Selanjutnya: Sebulan Naik 8,86 Persen, Hari Ini Harga Emas Antam Menurun (29 April 2025)

Menarik Dibaca: Cerah hingga Berawan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (30/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo
Terbaru