Devisa hasil kerajinan Bali turun 13%

Kamis, 04 Juni 2015 | 12:16 WIB Sumber: Antara
Devisa hasil kerajinan Bali turun 13%


DENPASAR. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat devisa hasil kerajinan Bali selama Januari-April 2015 sebesar US$ 68,4 juta. Perolehan ini turun 13,04% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 78,7 juta.

"Memang perdagangan hasil kerajinan Bali yang antik dan unik di awal tahun biasanya masih biasa-biasa saja, bahkan berkurang, tetapi pada pertengahan tahun biasanya mulai ramai pengapalannya ke pasar ekspor," kata Dewa Ketut Suda, seorang pengusaha di Denpasar Kamis (4/6).

Ia optimistis, hasil aneka barang kerajinan Bali memiliki pangsa pasar tersendiri karena dinilai unik dan bertumpu pada kreasi manusia, sehingga sulit tersaingi oleh produk yang memanfaatkan teknologi berskala ekonomi tinggi.

"Ini salah satu sebab kenapa aneka barang kerajinan Bali tetap laku ke pasar ekspor dengan menjamah sekitar 100 negara di dunia, dan mitra bisnis luar negeri yang sudah mengenal kerajinan Bali akan terus menjadi pelanggan tetap," kata pengusaha muda asal Gianyar itu.

Perajin perhiasan perak di Desa Celuk Gianyar misalnya, ada yang memiliki pelanggan dari Amerika Serikat secara turun temurun, mulai dari kakek, ayah, dan sekarang anak mereka yang masih tetap memesan secara tetap perhiasan dari Bali.

Perhiasan, seperti kalung, giwang, gelang yang dibuat dengan muatan lokal, tampaknya memiliki kharisma tersendiri, sehingga pelanggan-pelanggan lama tetap datang ke Bali membeli, bahkan laku terjual kembali setiba di negerinya.

Amerika Serikat merupakan pasar ekspor tradisional Bali dan konsumen dari negeri Paman Sam itu adalah pembeli terbesar aneka kerajinan Pulau Dewata, menyusul dari Jepang, Singapura, bahkan diurutan keempat adalah negara tetangga Australia.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali melaporkan bahwa realisasi perdagangan luar negeri khusus aneka kerajinan dari 17 jenis yang memasuki pasar ekspor, 10 di antaranya berkurang volume maupun peroleh devisanya pada awal 2015.

Aneka kerajinan barang antik (furnitur) misalnya, perolehan devisanya berkurang 12% dari bernilai US$ 11,5 juta menjadi hanya US$ 10,1 juta selama empat bulan I-2015, aneka anyaman melorot hingga 50% menjadi hanya US$ 626.000.

Aneka kerajinan berbahan baku kayu hanya mengantongi devisa US$ 21,1 juta pada Januari-April 2015, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai US$ 25,1 juta. Hanya perdagangan perhiasan perak naik 120% dari US$ 6 juta menjadi US$ 13,2 juta. (I Ketut Sutika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru