BANDUNG. Menjelang peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60, empat lukisan tokoh KAA tahun 1955 dipamerkan. Keempat tokoh tersebut yakni Presiden Indonesia pertama Soekarno, Perdana Menteri Tiongkok Chou En Lai, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
“Pameran akan berlangsung di RS Melinda II dari 9 April hingga 15 Mei 2015. Penggunaan rumah sakit sebagai ruang pamer lukisan memang unik. Tapi RS bukan hanya tempat orang sakit untuk berobat tapi juga tempat edukasi,” ujar Marketing Manager RS Melinda 2, Remy Adhi Prabowo di Bandung, Senin (13/4).
Remy menjelaskan, dengan pameran ini masyarakat yang berkunjung ke RS Melinda bisa melihat, mengenang, sekaligus mengambil pelajaran dan keteguhan para tokoh KAA. Apalagi keempat tokoh ini merupakan orang luar biasa yang menginspirasi di negaranya masing-masing dan dunia.
“Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami pada tokoh lainnya di KAA, kami mengambil empat tokoh ini karena mereka merupakan tokoh sentral,” ucap dia.
Seperti Chou En Lai yang dalam perjalanannya menghadiri KAA 1955, pesawatnya Kashmir Princess meledak oleh bom waktu di Perairan Natuna. Sebanyak 16 orang penumpangnya tewas. Tapi, upaya pembunuhan perdana menteri Tiongkok ini gagal, karena Chou En Lai pergi terpisah dengan rombongan KAA.
Sedangkan Nasser merupakan tokoh sentral di Timur Tengah. Ia adalah salah satu pemimpin yang berhasil mempengaruhi negara lain. Bahkan Israel sangat takut terhadap Mesir saat itu. “Begitupun dengan Nehru, apalagi Soekarno yang perjuangannya sudah kita ketahui dan rasakan bersama,” ungkap dia.
Empat lukisan tersebut dibuat oleh seniman asal Bandung, Rosyid. Ia menuangkan imajinasinya dari sebuah foto yang akan dilukiskannya ke dalam kanvas berukuran 150x120 centimeter.
Selama melukis, semua emosinya tertumpah. Bahkan ia menangis saat melukis wajah tokoh sentral tersebut. “Saya dikasih empat foto tokoh KAA. Sebelum melukiskannya saya membaca banyak buku dan jurnal tentang mereka. Hingga saat melukis, seluruh emosi begitu terasa terutama saat melukis Soekarno, air mata saya tak henti-hentinya mengalir,” ucap Rosyid.
Rosyid mengaku sudah melukis ribuan wajah. Meski mungkin terlihat enteng, melukis wajah tak sekedar mirip. Tapi, lukisan tersebut harus mengeluarkan karisma orang yang dilukisnya. Itu pula yang ia lakukan pada lukisan keempat tokoh KAA. “Teknik yang digunakan sederhana yakni media pensil di atas kanvas. Namun sebelumnya melukis ia gunakan akrilik sebagai dasar agar permukaan kanvasnya mengeluarkan warna abu terang dan abu muda,” imbuh dia.
Rencananya, setelah pameran berakhir empat lukisan tersebut akan dilelang. Dana dari pelelangan akan disumbangkan kepada anak-anak penyandang autis. (Kontributor Bandung, Reni Susanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News