Di Kaltim, terpantau 49 titik panas

Jumat, 08 April 2016 | 16:48 WIB Sumber: Antara
Di Kaltim, terpantau 49 titik panas


SAMARINDA. Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Temindung Samarinda, Sutrisno menyatakan, per 8 April 2016 terpantau 49 hotspot atau titik panas di wilayah Kalimantan Timur.

"Berdasarkan pantauan citra Satelit Terra Aqua BMKG, pada pukul 08. 00 Wita, terpantau sebanyak 49 titik panas yang tersebar di enam kabupaten/kota di wilayah Kaltim," ujar Sutrisno, dihubungi di Samarinda, Jumat (8/4).

Titik panas terbanyak lanjut Sutrisno terpantau di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 23 hotspot yang tersebar di sembilan kecamatan, kemudian di Kabupaten Kutai Timur terdeteksi sebanyak 15 titik panas, tersebar di enam kecamatan.

Di Kota Samarinda tambah Sutrisno, juga terdeteksi empat titik panas yang semuanya berada di wilayah Kecamatan Samarinda Utara.

Titik panas juga kata dia, juga terdeteksi di Kabupaten Berau dan Kutai Barat dengan masing-masing tiga titik panas serta satu hotspot di Kabupaten Paser.

Sebelumnya lanjut Sutrisno yakni pada Kamis (7/4) hanya terdeteksi sembilan titik panas di wilayah Kaltim.

"Kemarin (Kamis) yakni mulai pukul 14.00 hingga 16.00 Wita sempat terpantau ada kabut asap menyelimuti kawasan Kota Samarinda dan hari ini (Jumat) tidak ada terdeteksi kabut asap," tutur Sutrisno.

Tingkat confidence atau kepercayaan pada titik panas yang dipantau satelit Terra Aqua BMKG kata Sutrisno umumnya diatas 70%.

"Artinya, titik panas yang terdeteksi oleh satelit itu kemungkinan besar atau bisa dipastikan berasal dari kebakaran lahan. Jika tingkat 'confidence' dibawah 50 persen maka titik panas yang terdeteksi satelit itu bisa saja pantulan panas dari atap rumah atau benda lain yang menimbulkan panas dan bukan oleh kebakaran lahan," katanya.

"Jadi, dari 49 titik panas yang tersebar di wilayah Kaltim yang terdeteksi citra Satelit Terra Aqua BMKG itu, sebagian besar akibat kebakaran lahan karena tingkat 'confidence" rata-rata diatas 70%," papar Sutrisno.

Dari pengamatan sejak Agustus 2015 tambah dia, munculnya titik panas di wilayah Kaltim cenderung meningkat menjelang hari libur.

"Jadi, berdasarkan pengamatan kami sejak Agustus 2016, kecenderungan titik panas meningkat cukup signifikan dibanding hari biasa pada menjelang libur atau pada Sabtu dan Minggu. Kemungkinan meningkatnya titik panas itu akibat liburnya pegawai sehingga pengawasan terhadap aktivitas pembakaran lahan menurun," tuturnya.

"Kondisi itulah yang harus menjadi perhatian pemerintah khususnya pihak-pihak terkait sehingga dapat meningkatkan pengawasan kemungkinan adanya pembakaran lahan pada saat libur," kata Sutrisno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru