JAKARTA. Struktur Tim Pemenangan Ahok-Djarot pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 dipastikan tak berubah. Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, TB Ace Hasan Syadzily, menegaskan bahwa tim pemenangan tetap dipimpin oleh Prasetio Edi Marsudi dan seluruh anggota tetap bekerja sesuai tugas serta fungsinya.
"Tapi kami memiliki tim khusus yang menggalang kekuatan-kekuatan yang lain," kata Ace, kepada wartawan, di Jakarta, Senin (20/3).
Tim khusus itu, kata Ace, akan menggalang suara dari kelompok warga yang dianggap tak memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta. Hal itu dilakukan setelah tim pemenangan mengkaji hasil survei dan exit poll.
Dia tak memungkiri kasus dugaan penodaan agama yang dihadapi Ahok membuat elektabilitas pasangan Ahok-Djarot mengalami penurunan. Meski Ahok-Djarot memenangkan putaran pertama dengan perolehan 43 persen suara, tapi menurut Ace hasil tersebut belum maksimal.
"Tapi ini kan belum begitu maksimal. Oleh karena itu pada putaran kedua ini, kami akan maksimalkan semua potensi yang kami miliki agar dapat memenangkan lebih maksimal lagi," kata Ace.
Tim khusus itu, kata dia, diisi kader partai politik pengusung Ahok-Djarot, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar.
Kemudian ada juga partai politik pendukung Ahok-Djarot yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Djan Faridz.
"Kami juga mengakomodasi beberapa relawan Agus-Sylvi yang memang sudah menyatakan bergabung dengan kami (mendukung Ahok-Djarot). Jika ada partai yang menyatakan dukungan kepada pasangan ini kan toh mereka harus dilibatkan dalam tim," kata Ace. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News