Dorong Kemajuan Pertanian Indonesia dengan Belajar dari Taiwan

Rabu, 28 Februari 2024 | 10:13 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Dorong Kemajuan Pertanian Indonesia dengan Belajar dari Taiwan


PERTANIAN -  JAKARTA. Sebagai bentuk kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan (Pusdiktan) dengan TETO Taiwan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yakni Polbangtan Bogor mengirim alumni untuk melakukan kerja magang di Taiwan.

Sebagai perwujudan dari bentuk kerjasama tersebut digelar Kuliah Umum bertajuk Peluang Belajar dan Bekerja di Taiwan pada Jumat pekan lalu (23/02/2024).

Kuliah umum memang rutin diselenggarakan setiap bulan dengan mendatangkan narasumber tamu untuk menambah wawasan mahasiswa selain pendidikan kurikulum terapan. Kali ini, kuliah umum mendatangkan Iqbal S Shofwan, Kepala Kantor Dagang Ekonomi Indonesia - Taipei.

Baca Juga: Meski Harga Tinggi, Pasokan Cabai Dijamin Aman Jelang Ramadan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern," katanya dalam siaran pers, Rabu (28/2).

Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata Dedi Nursyamsi, juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani muda sekaligus enterpreneur di bidang pertanian.

Taiwan menjadi salah satu tujuan pelajar Indonesia. Pendidikan di Taiwan sudah tergolong maju terutama bidang Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM).

Baca Juga: Kementan Ingatkan Penyuluh Untuk Kawal Petani Terapkan Pemupukan Berimbang

Universitas Taiwan telah diakui dunia, karena biaya pendidikan dan biaya hidup lebih murah dibandingkan Amerika Serikat, Eropa dan Australia.

Selain itu, iklim di Taiwan cukup bersahabat, begitu pula situasi keamanan tergolong kondusif. Terletak tidak terlalu jauh dari Indonesia  serta jejaring komunitas Indonesia di Taiwan well-established.

Iqbal mengatakan bahwa peluang kerja di Taiwan sangat banyak, karena populasi di Taiwan didominasi oleh usia lanjut.

“Angka kelahiran cenderung menurun setiap tahun. Penduduk di usia produktif rendah, sehingga peluang kerja di Taiwan terbuka bagi profesional asing," katanya lagi.

Iqbal juga mengurai informasi tentang lowongan kerja professional, untuk lulusan setempat dapat mencari universitas atau job fair yang diselenggarakan oleh Ministry of Labor dan Ministry of Education. Kegiatan Jobfair di Indonesia diselenggarakan OCAC bekerjasama dengan TETO.

Baca Juga: El Nino Masih Jadi Ancaman, Mentan Pastikan Pasokan Beras Aman Saat Ramadan

Dalam paparannya, Iqbal menjabarkan bahwa Taiwan menjadi aging society pada 2018 dan diprediksi menjadi super aging society pada 2025. Pada 2070, diprediksi 4 dari 10 penduduk Taiwan adalah lansia.

Sektor pertanian di Taiwan resmi dibuka pada 6 Oktober 2023 dengan empat sub jabatan: pertanian, kehutanan, akuakultur dan peternakan.

"Sektor ini memiliki peluang kerja yang sangat besar karena rendahnya minat warga lokal terhadap pekerjaan ini. Saat ini, kuota sektor pertanian yang dibuka sebesar 12.000 orang," kata Iqbal.

Mahasiswa tingkat satu Polbangtan Bogor Jurusan Pertanian yang menjadi peserta kuliah umum menaruh atensi besar pada tema kuliah tersebut. Salah satu peserta menanyakan tentang skema penempatan tenaga kerja di Taiwan.

Baca Juga: Kementan Beri Bantuan Benih untuk 2 Juta Hektare Padi dan Jagung

Pada akhir sesi, Iqbal menerangkan skema melalui kerjasama antara P3MI dengan agensi, melalui integrasi online system endorsement V2 dan SISKO P2MI serta SIAPKerja Kemenaker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru