DENPASAR. Perdagangan aneka barang kerajinan buatan masyarakat Bali ke Perancis mulai menggairahkan, karena mengalami kenaikan yang cukup berarti yakni sekitar 12 persen dalam perolehan devisanya.
"Hal itu memungkinkan karena konsumen di negeri itu menyenangi barang jenis unik dan antik," kata Ni Nyoman Kusuma, seorang pengusaha aneka kerajinan Bali di Gianyar Jumat.
Ia menunjukkan berbagai jenis kerajinan hasil produksi para pekerjanya yang cukup disenangi pembeli Perancis.
Beberapa jenis barang yang lancar pengapalannya ke negeri Eropa itu seperti aneka barang perabotan rumah tangga, yang dibuat berbahan baku kayu, berbagai jenis pakaian jadi bukan rajutan, kerajinan berbahan baku kulit dan sebagainya.
Nyoman Kusuma mengatakan, lancar perdagangan aneka barang kerajinan ke Perancis tentu berkat berkembangkan sektor pariwisata, karena semakin lancar transportasi udara, wisatawan asing asal Perancis dan Eropa lainnya semakin ramai ke Pulau Dewata.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali melaporkan, ada peningkatan dalam perolehan devisa aneka kerajinan dari Perancis selama 2015 hingga November mencapai 17,1 juta dolar AS bertambah 12,17 persen jika dibandingkan periode yang sama 2014 hanya 15,2 juta dolar.
Masyarakat Perancis yang memiliki kesenangan terhadap aneka kerajinan jenis antik dari Bali mengimpor sekitar 5,36 persen berbagai jenis kerajinan berbahan baku kulit, seperti baju, topi, gelang dan aksesoris lainnya dari yang diekspor selama November 2015.
Disamping itu sekitar 3,57 persen pakaian jadi bukan rajutan, 5,20 persen kerajinan berbahan baku kayu dan perabotan rumah tangga yang diperdagangkan dan dibeli oleh konsumen Perancis selama November 2015.
Banyak pengusaha luar negeri membeli aneka barang kerajinan khas Bali untuk dijual kembali di negerinya, ujar pengusaha usia muda itu sambil menyebutkan konsumen Perancis membeli terbanyak aksesoeri asal Pulau Dewata diantara 26 negara pembeli di kawasan Eropa.
Konsumen asal Belanda ada diurutan kedua pembeli terbanyak di kawasan Eropa, barang kerajinan Bali dan nonmigas lainnya ke negeri itu seharga 13,4 juta dolar AS selama Januari-November 2015, kemudian Jerman dan Spanyol masing-masing bernilai 12,7 juta dan 11,9 juta dolar.
Ramai masyarakat Eropa melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata, dapat dipastikan akan berpengaruh besar terhadap perdagangan luar negeri Bali ke kawasan itu terutama barang cenderamata dan hasil pertanian lainnya.
Turis Eropa yang datang berlibur ke Pulau Dewata cukup ramai dan meningkat sehingga mencapai sebanyak 845.784 orang selama 2015 atau memiliki peran sekitar 21 persen dari seluruh kunjungan turis asing ke Bali sebanyak 4 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News