Fasilitas Penunjang Start-Up Akan Dibangun di IKN

Minggu, 28 April 2024 | 09:27 WIB   Reporter: Vendy Yhulia Susanto
Fasilitas Penunjang Start-Up Akan Dibangun di IKN

ILUSTRASI. IKN berencana bangun pusat riset dan kampus start-up sebagai tempat perpaduan antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan


IKN NUSANTARA - JAKARTA. Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) tengah mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus start-up sebagai tempat perpaduan antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan bertajuk Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

 

Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi mengatakan, sudah ada Stanford University yang akan berpartisipasi. Tujuh kampus besar nasional juga telah melakukan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Otorita IKN dalam rangka pengembangan riset di IKN.

 

Ali mengklaim lebih dari 40 perusahaan teknologi global dan pelaku industri telah menyatakan ketertarikan berpartisipasi dalam pembangunan IKN. 

"Hal ini menjadi potensi bagi pengembangan Nusantara K-Hub sebagai pusat pengetahuan dan teknologi berkelanjutan, seperti halnya dengan Station-F di Paris dan Newlab di New York," ujar Ali dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/4).

Baca Juga: Sentra Produksi Terdampak Banjir, Bapanas Lakukan Stabilisasi Bawang Merah

Seperti diketahui, delegasi Otorita IKN berkunjung ke Newlab (pusat teknologi multidisiplin berbasis komunitas start-up) di New York Amerika Serikat. Kunjungan ini dalam rangkaian kegiatan misi perdagangan yang didukung oleh United States Trade and Development Agency (USTDA) pada Kamis (25/4).

Kunjungan ke Newlab kali ini dilakukan bersama Direktur Jenderal Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan beserta perwakilan dari Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).

Pada kunjungan tersebut, delegasi diajak untuk meninjau Newlab, kompleks bangunan yang direvitalisasi dari hanggar pembuatan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat di masa Perang Dunia II. 

Bangunan ini diubah (retrofit) pada tahun 2016, yang digunakan untuk memfasilitasi 1.000 orang dari 250 perusahaan teknologi dan start-up. 

Perusahaan ini datang dari berbagai sektor, seperti teknologi digitalisasi sektor konstruksi, smart pole, drone, dan energi terbarukan, dengan luas sekitar 7.800 meter persegi. Newlab terdiri dari ruang kerja dan laboratorium bersama untuk pengembangan teknologi terkini.

Ali mengungkapkan bahwa IKN akan menjadi living lab atau laboratorium hidup bagi pengembangan teknologi, di mana riset dan inovasi menjadi salah satu pembangkit ekonomi ke depan. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Otorita IKN mengembangkan Nusantara Knowledge Hub (K-Hub), konsorsium yang terdiri dari pemerintah, industri, serta institusi pendidikan dan pusat riset.

Pada groundbreaking keenam nanti, direncanakan untuk membangun fasilitas pendidikan dan pusat riset di IKN, termasuk sekolah, universitas, serta pusat riset yang melibatkan Stanford Doer School of Sustainability bersama Pertamina dan Bakrie & Brothers.

Baca Juga: 2.086 Hektare Lahan IKN Masih Bermasalah, Ini Penjelasannya

Nusantara K-Hub seperti halnya Newlab di New York dan Station-F di Paris, merupakan upaya pemerintah untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi terkini serta memfasilitasi perusahaan rintisan. 

"Melalui Nusantara K-Hub, OIKN mengundang industri, perusahaan rintisan, serta institusi pendidikan dan teknologi untuk melakukan pembangunan brainware, peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan kinerja bisnis di Indonesia,” pungkas Ali.

Pada kunjungan Newlab ini, delegasi berdiskusi dengan perusahaan Autodesk. Direktur Architecture, Engineering, and Construction (AEC) Research, David Benjamin, menyampaikan perkembangan riset di Autodesk saat ini terkait pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk perancangan dan pembangunan kota.

“Alat bantu perencanaan yang berbasis AI ini dapat memberikan optimasi desain, pemanfaatan teknologi dan material hijau, serta pengelolaan kota secara berkelanjutan,” ujar David.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru