Andi menjelaskan, solstis hanyalah kondisi ketika belahan selatan Bumi condong ke Matahari, sehingga Matahari akan terbit dan terbenam agak ke arah selatan (dari timur-tenggara hingga barat-barat daya), dibandingkan hari-hari lainnya.
Saat solstis, panjang siang di belahan bumi selatan akan lebih lama dibanding panjang malam. Sebaliknya, panjang malam di belahan bumi utara akan lebih pendek dibanding panjang siang.
Meski demikian, dirinya menegaskan bahwa Solstis tidak berbahaya dan merupakan fenomena astronomis biasa.
“Solstis tidak memengaruhi aktivitas seismik, vulkanologis, maupun oseanografik,” tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Fenomena Solstis 21 Desember, Lapan: Tidak Bahaya"
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Rendika Ferri Kurniawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News