Gelar sekolah lapang petani gambut di Kalteng, BRGM gandeng PGI

Senin, 13 September 2021 | 14:26 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Gelar sekolah lapang petani gambut di Kalteng, BRGM gandeng PGI


LAHAN GAMBUT - JAKARTA. Di tengah maraknya kebakaran hutan (Karhutla) di beberapa provinsi di Indonesia, upaya pencegahan perlu digalakkan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Upaya ini juga perlu melibatkan pemuka agama. 

Pendekatan dengan melibatkan pemuka agama juga dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) diantaranya dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). 

Kerjasama BRGM dan PGI, tutur Pendeta Jimmy Sormin, perwakilan PGI Pusat, bukan hal baru. Pasalnya, BRGM yang sebelumnya BRG, bersama PGI telah berhasil menjalankan Program Gereja Sahabat Alam yang tujuannya untuk menyebarluaskan pesan perlindungan alam untuk jemaat gereja dengan bahasa keimanan. 

Tahun ini, tambah Jimmy, kerjasamanya dilanjutkan melalui Sekolah Lapang Petani Gambut, untuk memberikan pembekalan kepada jemaat gereja agar dapat mengelola lahan tanpa bakar. Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 26 - 29 Agustus 2021 di Kecamatan Buntoi, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) ini melibatkan 30 peserta yang terdiri dari pendeta, vikaris, diaken, penatua dan mahasiswa. 

Baca Juga: Vaksinasi sektor industri di Pati dan Kudus menyasar lebih dari 500.000 penerima

“Sebagian peserta memang sudah terbiasa dengan pertanian lahan gambut, namun sebagian lainnya belum, sehingga kami memberi pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan lahan secara organik, efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ungkap Jimmy dalam keterangannya, Senin (13/9).

Kegiatan SLPG, tutur Pdt. Jimmy disambut baik dan memang sangat dibutuhkan di Kalteng, di mana warga gereja maupun masyarakat hidup berdampingan dengan ekosistem gambut dan sebagian bekerja sebagai petani. 

“Mereka (peserta) sangat antusias, harapannya jelas ingin lahan gambut dapat dikelola dengan baik, dimanfaatkan dan dapat memberikan keuntungan ekonomi," timpal Ketua PGI wilayah Kalteng, Pendeta Mediorapano.

Para peserta pun, ungkap Pdt. Mediorapano, mengaku bersyukur telah mengikuti SLPG yang membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan, serta jaringan atau pertemanan baru yang peduli terhadap persoalan lingkungan hidup, terutama ekosistem gambut.  

Lebih lanjut dirinya berharap, ke depan dapat dilakukan pertemuan lanjutan untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan pasca SLPG, serta memberi tambahan pembekalan. Jika berhasil, maka komunitas gereja ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan SLPG berikutnya di Kalteng. 

Baca Juga: Jokowi terbitkan perpres 81/2021, atur posisi wakil menteri PPN/wakil kepala Bappenas

Kepala Kelompok Kerja Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Suwignya Utama menyampaikan program ini merupakan solusi yang ditawarkan kepada masyarakat karena adanya larangan pembukaan lahan dengan cara membakar. 

SLPG, menurut Suwignya, selain memperkenalkan praktik pertanian organik, pengelolaan lahan tanpa bakar juga diharap dapat melahirkan petani inovator  yang bisa menghasilkan nutrisi tanaman dan pupuk buatan sendiri.

Pada kegiatan ini, BRGM juga menyerahkan mini traktor dan beberapa perlengkapan pertanian lainnya kepada PGI wilayah Kalteng. Peralatan ini juga langsung digunakan untuk praktik pertanian organik dalam mengelola tanah dan menanam beberapa komoditas tumbuhan di lahan Gereja Buntoi.  "SLPG ini merupakan kontribusi BRGM dalam pencegahan Karhutla, terutama di lahan gambut," ujar Suwignya.

Selanjutnya: Transformasi energi tak terbendung, kini PLTS Atap mulai menciptakan bisnis baru

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru