MRT - JAKARTA. PT MRT Jakarta (Perseroda) menuturkan pihaknya terus mengembangkan pendapatan non penjualan tiket (non-farebox/NFB) melalui berbagai langkah.
Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat berkata, pihaknya terus menggarap iklan (advertisements), ritel, hingga telekomunikasi secara digital.
"Kami coba untuk menggarap inovasi secara internal, seperti ke transformasi digital," jelasnya dalam Forum Jurnalis MRT, di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
Baca Juga: MRT Jakarta Masih Akan Gandeng JICA untuk Pengembangan MRT Fase 3
Saat ini MRT telah memiliki 50 tenant ritel reguler dan 18 UMKM yang tersebar di berbagai stasiun MRT. Adapun ritel reguler meliputi Hypr Caffe di Stasiun Istora Mandiri, Kopi Bawah Tangga di Stasiun ASEAN, Susu Mbok Darmi di Stasiun Lebak Bulus Grab, LG di Stasiun Astra dan Mixue di Stasiun Dukuh Atas.
Pihaknya juga telah menambah 8 tenant baru di gedung barunya, Transport Hub per September 2023. Tenant baru tersebut antara lain, Kimia Farma, Monami, Indomaret, Relx, Susu Mbok Darmi, Primajasa, Tomoro Coffee, hingga Eighty Eight.
Ia menambahkan pihaknya juga meluaskan potensi pendapatan dari pengadaan pelatihan (training) dan konseling pengembangan transportasi publik baik secara nasional maupun internasional.
Baca Juga: Dua Bulan Terakhir, MRT Jakarta Angkut Lebih dari 100.000 Penumpang Per Hari
Dalam skala nasional pihaknya telah memberikan konsultasi dalam pengembangan LRT di Sumatera Selatan.
"Ada beberapa mitra khusus untuk internasional, misalnya JICA dari Jepang yang mereferensikan kami kepada beberapa negara yang tengah mengembangkan MRT. Contohnya, mereka merekomendasikan kami ke Bangladesh sehingga kami bisa menyediakan training dan konsultasi," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News