H-7 pagi jalur selatan sepi, Pantura tol lancar

Sabtu, 09 Juni 2018 | 09:34 WIB   Reporter: Hasbi Maulana
H-7 pagi jalur selatan sepi, Pantura tol lancar

Suasana SPBU di kawasan Gentong Tasikmalaya yang menjadi rest area pemudik jalur selatan.


MUDIK LEBARAN - BANDUNG. Hari ini, Kamis (9/6), arus mudik melalui jalur selatan lama, masih tampak sepi. Kendaraan berpelat nomor polisi Jabodetabek yang melewati jalur klasik penghubung Cianjur, Bandung, Tasik, Majenang, hingga Purwokerto, menurut pengamatan Kontan.co.id, hingga artikel ini tayang, tak jauh berbeda dibanding hari-hari biasa.

Roni, salah seorang petugas SPBU di dekat Tasikmalaya membandingkan kondisi hari ini dengan H-7 lebaran tahun lalu. "Biasanya sudah ramai, tapi ini masih sepi banget," katanya.

Dia menebak baru besok jalur ini akan  ramai seperti arus mudik tahun-tahun sebelumnya. "Mungkin juga berkurang yang lewat jalur ini karena banyak jalan tol baru," imbuhnya.

Husni Arifin, seorang pemudik asal Bogor, sengaja memilih jalur lama ini ketimbang Jalur Pantura. Alasannya sederhana, "Saya khawatir di Pantura padat karena orang-orang ingin mencoba jalan tol yang  sambung-menyambung," katanya.

Meski ketika memantau jalur Pantura lewat aplikasi navigasi ternyata tidak sepadat yang dia khawatirkan, Husni tidak menyesal. "Soalnya saya bawa anak kecil dan bayi. Kalau rewel lebih gampang cari tempat istirahat ketimbang tol", tutur pemudik yang menuju Solo.

Sementara itu, arus mudik melalui jalur Pantura tol juga relatif lancar. Di hari yang diperkirakan Kementerian Perhubungan (Kemhub) merupakan salah satu dari puncak arus mudik ini, relatif tidak terjadi kemacetan parah.

Thomas Widyanto, seorang pemudik asal Tangerang Selatan, menganggap arus lalu lintas di jalur yang tengah dia arungi masih wajar untuk ukuran menjelang Lebaran. Berangkat dari rumahnya pada pukul 2.30 WIB, dia berhasil menyentuhkan kartu bayar tol di gerbang Palimanan, Cirebon, pada pukul 8.45 WIB.

Menurut pemudik tujuan Yogyakarta ini, kemacetan terjadi antara gerbang tol Cikarang Utama sampai sekitar Dawuan. "Setelah itu hampir sepanjang Cipali lancar, kok," katanya.

Thomas mengaku masih bisa melajukan kendaraannya hingga kecepatan sekitar 80 kilometer per jam. "Tapi kalau mau kecepatan 100 km per jam sepertinya tidak bisa terlalu padat," ujarnya kepada Kontan.co.id melalui telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru