KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan bibit sawit unggul dan bersertifikat dinilai menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Hal ini menjadi sorotan utama dalam Pelatihan Teknis Petani Sawit bertema “Pengembangan Sawit untuk Kesejahteraan Masyarakat di Daerah 3T” yang digelar Perhimpunan Forum Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia (POPSI) bersama Media Perkebunan dan didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Jumat (31/10).
Kegiatan yang diikuti lebih dari 150 peserta, terdiri dari petani sawit mandiri, kepala desa, koperasi, penyuluh, dan tokoh masyarakat—menunjukkan tingginya semangat masyarakat Kapuas Hulu dalam mengembangkan sawit rakyat.
Sekretaris Jenderal POPSI sekaligus Pemimpin Media Perkebunan, Hendra J. Purba, menegaskan bahwa bibit unggul menjadi pondasi utama bagi keberhasilan kebun sawit rakyat.
Baca Juga: PalmCo Dorong Peremajaan Sawit dan Perkuat Kemitraan dengan Petani
Ketua Umum POPSI, Mansuetus Darto, menambahkan bahwa daerah 3T seperti Kapuas Hulu memiliki potensi besar untuk pengembangan sawit, tetapi juga menghadapi tantangan serius seperti keterbatasan infrastruktur, akses pasar, dan teknologi.
Menurutnya, sawit berkelanjutan menjadi jalan tengah untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
“Petani harus menjadi aktor utama dalam rantai nilai industri sawit, bukan sekadar penerima harga. Karena itu, POPSI fokus memperkuat kapasitas petani melalui pelatihan, penguatan koperasi yang transparan, serta sertifikasi berkelanjutan seperti ISPO,” jelas Darto dalam keterangannya, Jumat (31/10/2025).
Dari sisi pemerintah daerah, Ketua DPRD Kapuas Hulu, Yanto, menilai pelatihan ini penting untuk membuka wawasan petani terkait bibit unggul dan standar budidaya yang benar.
Baca Juga: Produksi CPO Naik 50% Semester I, Cisadane Sawit (CSRA) Beberkan Tantangan ke Depan
Ia juga menilai sektor sawit rakyat di Kapuas Hulu belum berkembang optimal padahal berpotensi besar mendorong ekonomi daerah. “DPRD akan memastikan kebijakan yang berpihak kepada rakyat agar petani sawit tidak tertinggal,” katanya.
Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menegaskan bahwa sawit memiliki peran strategis bagi ekonomi masyarakat, namun pengembangannya harus tetap memperhatikan tata ruang dan kelestarian lingkungan.
Dari total luas wilayah Kapuas Hulu yang mencapai 31 ribu kilometer persegi, sekitar 56 persen merupakan kawasan hutan lindung dan konservasi.
“Masyarakat harus berhati-hati membeli bibit. Gunakan bibit bersertifikat karena hasilnya lebih baik dan tidak merugikan di masa depan,” pesan Fransiskus. Ia juga menegaskan kesiapan pemerintah daerah untuk bersinergi dengan petani, koperasi, dan lembaga seperti BPDP dan POPSI dalam mewujudkan tata kelola sawit yang produktif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Optimis Produksi CPO Semester I 2025 Lebih Tinggi dari 2024
“Tujuan kita bukan hanya keuntungan ekonomi, tapi juga manfaat sosial dan lingkungan. Sawit harus menjadi sumber kesejahteraan tanpa merusak alam Kapuas Hulu,” pungkasnya.
Selanjutnya: Tips Membeli HP Lipat Terbaik, Jangan Sampai Salah Pilih ya
Menarik Dibaca: Tips Membeli HP Lipat Terbaik, Jangan Sampai Salah Pilih ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
/2025/10/28/305506829.jpg) 
                 
                     
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                