DATA INFLASI - MEDAN. Tekanan harga cabai dirasakan sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya, Provinsi Sumatra Utara. Bahkan, kenaikan harga cabai tersebut membuat laju inflasi Sumatra Utara melonjak tinggi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Utara mencatat, inflasi Sumatra Utara pada Juni 2019 mencapai 1,63%. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding inflasi nasional Juni 2019 yang sebesar 0,55%.
Sementara itu, inflasi tahunan Juni 2019 di Sumatra Utara mencapai 5,87% year on year (yoy) yang juga lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 3,28% yoy.
Kenaikan harga cabai berkontribusi hampir 65% terhadap inflasi Juni. "Maret, April, Mei, Juni, semua karena cabai merah. Ini yang kami sendiri jadi sangat kesulitan meski dari TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), setiap hari waktu puasa, tidak ada hari tanpa komunikasi," kata Wiwiek Sisto Widayat, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Utara, Jumat (19/7).
Kenaikan harga cabai tersebut lantaran di beberapa daerah terjadi gagal panen dan adanya serangan hama. Padahal, bulan lalu Sumatra Utara banyak mendatangkan cabai dari Solo.
Wiwiek melanjutkan, tekanan harga masih akan terjadi pada Juli dan Agustus. Kali ini, tekanan datang dari biaya sekolah sejalan dengan adanya tahun ajaran baru.
Wiwiek berharap, masih akan ada inflasi di September dan Oktober mendatang sebelum ada lagi tekanan harga di November dan Desember sejalan dengan musim Natal dan tahun baru.
Sehingga, inflasi tahunan Sumatra Utara tahun ini diperkirakan mencapai kisaran 5,1%-5,3% yoy dengan inflasi bulan sekitar 1,23%. "Penyebabnya juga harga cabai," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News