BANJARMASIN. Harga jual elpiji ukuran tiga kilogram di Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, mencapai lebih dari Rp 20.000 lebih per tabung. Tingginya harga elpiji 3 kg dikeluhkan masyarakat setempat.
Sebagaimana penuturan Noryani (25), warga Sungai Andai, Banjarmasin Utara, Sabtu, dia harus membeli elpiji tiga kilogram di daerah tersebut dengan harga Rp 23.000 per tabung. "Bulan ini dan bulan lalu hampir tidak jauh beda harga elpiji tiga kilogram, saya beli di sini, lebih dari Rp 20 ribu per tabung," ujarnya dengan nada kesal.
Tidak hanya mahal, kata ibu rumah tangga itu, elpiji tiga kilogram juga terkadang sulit mendapatkan di daerah ini, sehingga harus mencari ke luar komplek yang harganya cukup mahal, dan membebankan keuangan belanja.
"Pastinya kita mengeluh dengan harga yang cukup mahal elpiji tiga kilogram, sebab bahan dapur lain juga naik," ucapnya.
Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin Lily Dwiyanti mengaku, harga elpiji khususnya tabung tiga kilogram di ibu kota Kalsel masih tidak terkendali, karena ulah spekulan yang menaikkan harga eceran. "Jelas kenaikan harga elpiji di tingkat eceran ini ulah spikulan," tudingnya.
Sebab, kata dia, koordinasi di tingkat Pemkot dengan PT Pertamina terkait pengawasan dan antisipasi harga elpiji melambung di tingkat eceran ini sebenarnya sudah sering dilakukan. Yang ditindaklanjuti PT pertamina melalui agen, dan agen melalui pangkalan.
Yang juga sulit dilakukan monitoring saat ini, kata dia, karena fluktuasi harga elpiji dari pemerintah pusat belum jelas, sehingga di tingkat provinsi penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) belum bisa dilakukan gubernur.
"Sebelumnya kan ada rencana kenaikan harga elpiji tiga kilogram secara nasional, ternyata tidak jadi karena tetap disubsidi pemerintah, hingga Pemkot juga menunggu ketetapan HET tahun ini dari gubernur," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News