Hasan Cyrus: Aliran Rp 30 M hanya serangan biasa

Kamis, 16 Juni 2016 | 10:50 WIB   Reporter: Adi Wikanto
Hasan Cyrus: Aliran Rp 30 M hanya serangan biasa


Jakarta. Pendiri lembaga survei Cyrus Network Hasan Nasbi menilai tudingan soal aliran dana Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi kepada "Teman Ahok" merupakan bentuk serangan partai. Menurut Hasan, partai sedang panik dengan keberhasilan "Teman Ahok" mengumpulkan 1 juta KTP.

"Saya menilai ada partai yang panik dengan pencapaian Teman Ahok. Kalau sampai 1 juta kan mungkin Pak Ahok sulit mengelak untuk tidak maju lewat independen. Ini ada yang kalap saja dengan pencapaian Teman Ahok dan akhirnya lempar isu," ujar Hasan, Kamis (16/6/2016).

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang menyebutkan, ada aliran dana sebesar Rp 30 miliar yang mengalir ke Teman Ahok dari perusahaan pengembang reklamasi di Pantai Utara, Jakarta. Pernyataan tersebut disampaikan Junimart dalam rapat kerja Komisi III dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Ruang Rapat Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Hasan mengatakan, serangan kepada Teman Ahok sudah begitu banyak. Dia masih ingat dengan isu kantor Teman Ahok yang disebut menggunakan aset Pemprov DKI.

Saat itu, Hasan juga terlibat karena kantor yang ditempati oleh Teman Ahok disewakan olehnya. "Ini serangan yang kesekian kalinya karena KTP sudah mau 1 juta. Kalau Teman Ahok enggak ngumpulin KTP juga enggak bakal diserang," ujar Hasan.

Hasan pun menantang Junimart untuk membuktikan tuduhan tersebut. "Buktikan saja kalau memang ada aliran dana," ujar Hasan.

Junimart sebelumnya mengatakan aliran dana tersebut disampaikan kepada Teman Ahok melalui Cyrus Network. "Kami dapat info ada dana pengembang reklamasi sebesar Rp 30 miliar untuk Teman Ahok. Dana tersebut disalurkan lewat Sunny dan Cyrus," kata Junimart di ruang rapat Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu siang.

"Salah satu orangnya Cyrus. Kan dipecat. Kami bilang ke KPK biar ini berkembang," lanjut dia. Junimart mengaku memiliki dokumen terkait informasi tersebut. Namun, ia enggan menyebutkan dari mana informasi tersebut didapatkannya.

(Jessi Carina)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto
Terbaru